Friday, April 10, 2009

Life is not a computer

Perjalanan hidupku sudah melebihi usia seperempat abad. Banyak kisah terukir didalamnya. Pahit, manis, suka, duka semuanya. Semua kisah mempunyai isi yang berbeda-beda. Tapi di semuanya ada dua hal yang pasti. Penyesalan akan datang di akhir, tidak pernah di awal dan hidup akan terus berjalan maju, tidak bisa kita merestart ataupun melakukan undo seperti layaknya sebuah PC.

Hidup juga tidak bisa dilogika. Ketika mengerjakan operasi logika dalam computer, 1 + 1 pasti hasilnya adalah 2. Tetapi di hidup, tidak sama. 1 + 1 tidak selalu mendapat nilai 2. Hidup mempunyai banyak variable yang tak terhingga jumlahnya dan tak terhitung kuantitasnya, dan semuanya itu mempengaruhi hasil operasi logika 1 + 1 tadi.

Dan sekarang, aku seperti merasakan 2 hal yang pasti itu. Sebuah peristiwa terjadi dan membuat penyesalan itu datang. Kalau tau akan terjadi seperti ini, ingin rasanya merestart hidupku. Mengawali segala sesuatunya dari awal lagi dan memperbaiki hal-hal buruk yang telah aku lakukan. Atau kalaupun tidak bisa merestart, aku ingin meng-undo beberapa perbuatanku. Tapi, itu semua tidak mungkin. Hidup akan terus maju. Detik demi detik akan terus berjalan. Semua yang telah terjadi tidak akan bisa dirubah dan hanya bisa menjadi kenangan.

Terkadang aku membayangkan andai saja di dunia ini ada mesin waktu. Aku sempat yakin, andai saja mesin itu ada, pastinya kehidupan di dunia ini akan sangat damai. Tetapi sekarang aku juga yakin kalau mesin waktu itu ada, maka akan lebih banyak kerusakan di bumi ini. Lho mengapa?

Karena merasa segala sesuatunya bisa diperbaiki lagi dengan kembali ke masa lalu, Orang-orang pasti akan sering berbuat seenaknya dan meremehkan hidup ini.

Tapi, meskipun ada penyesalan, ada kekecewaan, ada kebahagiaan, ada keceriaan, itu semua sudah takdir dan rencana dari Allah. Penyesalan dan kekecewaan bukanlah sebuah akhir dari perjalanan hidup. Yakinlah bahwa Allah mempunyai rencana yang lebih indah untuk masa depan kita. Selain itu, Allah pasti akan memberikan sebuah hikmah pada sebuah peristiwa yang terjadi. Jadi, ketika penyesalan atau kekecewaan itu datang, kita tetap harus tegar, kita harus tetap tabah, harus tetap sabar. Tetap percaya, yakin dan berbaik sangka pada rencana Allah untuk kita yang pastinya akan sangat indah.

Begitu pula sebaliknya, kebahagiaan dan keceriaan juga bukanlah sebuah akhir dari perjalanan hidup. Yakinlah bahwa hidup bagaikan sebuah roda, kadang kita di atas, kadang kita dibawah. Jadi, ketika sebuah kebahagiaan atau keceriaan datang, janganlah kita menghadapinya dengan berlebih-lebihan. Selalu bersyukur atas rahmat yang sudah Allah berikan pada kita.

Semoga kejadian beberapa bulan terakhir ini bisa membuatku menjadi lebih dewasa, lebih sabar, lebih bijak dan pastinya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi. Terima kasih ya Allah atas rahmat dan hidayah-Mu. Aku yakin Kau punya rencana yang sangat indah untukku suatu hari nanti. Amiiieenn.

Yang lalu sudah berlalu. Sekarang aku akan melangkah. Jika suatu saat nanti ada kesempatan untuk memperbaiki kejadian masa lalu, aku akan mengambilnya. Meski aku tahu, sebuah piring yang sudah retak, sudah pecah, serapi apapun kita memperbaikinya, dengan lem super hebat apapun, pasti retakan itu akan selalu tampak. Dan piring itu akan lebih rentan untuk retak ataupun pecah lagi daripada piring yang baru.

Jika piring baru itu, dilempari sebuah batu, mungkin piring itu tidak akan mudah pecah, tetapi jika yang dilempari batu adalah piring hasil reparasi tadi, maka pasti akan sangat mudah pecah.

Hmmm.. susah juga ya memperbaiki sesuatu di masa lalu. Kira-kira aku bisa nggak ya? Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membisikkan ke telingaku dan itu semua membuatku tersenyum kembali.

Bukankah hidup harus selalu berpikir optimis?

0 Comments:

 

Copyright(r) by wongkentir