Monday, December 17, 2007

Nodame Cantabile

Kali ini gue mau nulis tentang dorama (drama serial jepang) berjudul Nodame Cantabile yang baru aja gue tamatin nontonnya minggu, 16 desember 2007 kemarin.

Kalau diliat dari jadwal penayangan di Jepang dan baca2 blog temen2 indo, gue ketinggalan banget. Sudah setaun keluar, baru gue nonton. Tapi bukan salah gue juga sih, soalnya emang sebelumnya gue bukan pecinta dorama. Nodame ini adalah dorama pertama yang gue tonton dan gue ikutin ceritanya ampe tamat, dan hasilnya dahsyat banget. Dua jempol dari gue buat Ninomiya Tomoko, sang penulisnya, dan thaks banget buat Bramantyo AP a.k.a Bram yang telah nitip ke gue file film ini meski awalnya sempet bikin gue susah karena keabisan space. Thanks Bro...

Ceritanya dan action-actionnya komik banget (ya iyalah, lha wong emang ini adaptasi dari komik dengan judul serupa). Ada adegan dipukul hingga melayang, mendarat dengan kepala kejedot batu, dilempar kertas hingga kepala bertumbukan dengan tuts piano, dari kepala muncul benjolan dll, tapi tokohnya tidak mengalami cedera apapun. Yach namanya aja komik, he he he.

Dorama ini ceritanya berkisar tentang musik klasik, jadi bagi penggemar musik klasik harusnya nonton dorama ini. dan bagi orang yang gak suka-suka banget sama musik klasik kayak gue, wah siap-siap aja mendadak klasik alias mendadak suka sama musik-musik klasik. Gue aja akhirnya sampe bela-belain download lagu-lagu macam Beethoven Symphony No.7, Brahms's Paganini, Schuman's Sonata in G minor, Allegro giusto Stravinsky's Petrushka dll yang kesemuanya dimainkan di dalam film tersebut baik melalui orkestra maupun piano solo.

Ceritanya berawal dari seorang cewek bernama noda megumi yang dia singkat nodame. Dia adalah pelajar kelas piano di Akademi Musik Momogaoka. Cewek gila ini Suka nyuri makan siang temennya, nyimpen barang2 gak berguna di kamar sampai-sampai tumbuh jamur di kaus kakinya, jarang mandi. Diluar semua itu, dia sangat bertalenta dalam hal permainan piano. Tetapi ada keunikannya, dia lebih suka belajar piano dari mendengar seseorang yang memainkannya daripada melihat score (baca: buku yang isinya kunci-kuci musik, apalah gue gak ngerti). Akibatnya permainannya jadi seenaknya sendiri, terlalu lemah, tempo naik turun, sering slip nada dll. Cita-cita Nodame adalah guru TK.

Lain halnya dengan Shinichi Chiaki (Nodame memanggilnya Chiaki Senpai). Bagi banyak orang, terutama wanita, dia adalah seorang cowok yang sempurna. Tampan, penuh talenta, cool dan kaya. Dia juga pelajar Akademi Musik Momogaoka kelas piano. tetapi dia bisa memainkan biola sama baiknya dengan piano. Tetapi dengan talenta bermusiknya yang tinggi, dia menginginkan sesuatu lebih. Dia ingin menjadi konduktor orkestra seperti idola masa kecilnya Viera. Di luar semua itu ada satu kelemahan dari Chiaki, yakni naik pesawat. Karena dia pernah mengalami trauma naik pesawat saat masih kecil, dan itu terus menghantuinya.

Chiaki dan Nodame bertemu secara tidak sengaja. Dan secara kebetulan juga mereka adalah tentangga sebelah di apartemen. Nodame langsung jatuh cinta saat itu juga pada Chiaki, tetapi tidak untuk Chiaki. Sejak saat itu, Nodame jadi sering "bertamu" kerumah Chiaki. Meski Chiaki sering mengusirnya karena merasa Nodame menganggu hari-harinya, tetapi Nodame tetap tidak peduli. Hubungan itu membuat mereka menjadi tumbuh bersama.

Karena Nodame, Chiaki berhasil menjadi konduktor, memimpin orkestra dan mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dari para musisi dan guru-gurunya.
Karena Chiaki, Nodame menjadi punya cita-cita yang lebih tinggi dari sebelumnya (yang hanya ingin jadi guru TK), melawan trauma masa kecilnya akan seorang guru, dan berhasil masuk final sebuah kompetisi piano yang membuatnya memperoleh bea siswa ke Paris.
Kurang lebih seperti itu yang dapat gue ceritakan tentang Nodame Cantabile. Kalau gue ikut ceritakan tokoh-tokoh pendampingnya macam Mine Ryutaro, Okuyama Masumi, Saku sakura, ataupun Miki Kiyora bisa-bisa keriting tangan gue, dan lu yang belum nonton jadi gak seru nontonnya.
Jadi sekian dulu tulisan kali ini.... sekarang gue lanjutin berburu Original Soundtrack dari Nodame Cantabile ini n nunggu Nodame Cantabile Spesial in Paris yang katanya mau ditayangin di Jepang sono mulai Januari 2008. Semoga gue bisa dapet filmnya.

Tokoh-tokoh utamanya antara lain:

Ueno Juri as Noda Megumi aka Nodame (Piano)

Tamaki Hiroshi as Chiaki Shinichi (Piano/Violin/Conducting)

Eita as Mine Ryutaro (Violin)

Koide Keisuke as Okuyama Masumi (Timpani)

Mizukawa Asami as Miki Kiyora (Violin)

Saeko as Saku Sakura (Contrabass)

Uehara Misa as Tagaya Saiko (Vocal)

Takenaka Naoto as Franz Stresemann (Milch Holstein by Nodame)

Read More......

Monday, December 03, 2007

Staying-Alive

Tanggal 1 Desember kemarin hampir semua stasiun televisi menanyangkan tentang hal yang sama, jadinya pingin ikutan nulis sedikit tentang hari Sabtu 1 Desember 2007 kemarin.

1 Desember kemarin, orang-orang diseluruh dunia memperingati hari HIV/AIDS sedunia. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk memperingatinya, termasuk di Indonesia. Ada yang bagi-bagi brosur, ada yang bagi-bagi kondom hingga ngadain konser musik seperti yang dilakukan MTV.

Konser musik bertajuk MTV Staying Alive yang digelar di lapangan D Senayan Jakarta tepat tanggal 1 Desember kemarin itu dimeriahkan oleh banyak artis papan atas mulai dari Ungu, Samsons, Nidji, ST 12 hingga Bunga Citra Lestari. Konsep yang ditawarkan dalam acara yang disiarkan langsung oleh Global TV kemarin cukup menarik.

Tiap-tiap musisi yang tampil dan penonton yang hadir disana diberi kalung bergantung sebuah kunci. Kunci disini sebagai sebuah perumpamaan, bahwa dalam setiap hidupnya manusia memegang kuncinya sendiri-sendiri yang bisa digunakan untuk membuka pintu manapun yang dia inginkan. Nah dengan adanya acara ini, diharapkan kita bisa lebih bijak untuk membuka pintu mana yang benar-benar bermanfaat untuk kita.

Sebuah perumpamaan yang menurutku sangat menarik. Dan menurutku lebih bermanfaat dan mendidik daripada membagi-bagikan kondom yang katanya untuk sex safe. Menurutku, kenapa kita enggak berkampanye untuk tidak melakukan free sex. Bukannya malah bagi-bagi kondom, yang akhirnya sepintas bisa disimpulkan, free sex itu boleh, asal pake kondom.

Saat ini Indonesia adalah Negara dengan prestasi nomor satu di dunia dalam hal pertumbuhan penderita HIV/AIDS (sumber Kompas). Sebuah prestasi yang cukup memalukan dan membuktikan lemahnya pemerintah, dalam hal ini khususnya Departemen Kesehatan dan departemen sosial dalam menangani masalah HIV/AIDS.

Di Indonesia hamper 40 % penderita HIV/AIDS disebabkan oleh pecandu narkoba yang bergantian jarum suntik (sumber Kompas). 30 % disebabkan oleh hubungan sex bebas, sedangkan sisanya lewat transfusi darah, ibu kepada anaknya dll. Dan sebagian besar diantaranya yang terkena adalah para remaja usia produktif antara 17 – 25 tahun Ini berarti bisa disimpulkan, penyebaran HIV/AIDS di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh perilaku hidup manusia Indonesia itu sendiri. Terutama anak-anak muda yang tengah mencari jati diri. Banyak diantara mereka yang selalu ingin mencoba hal-hal baru. Apalagi kalau ternyata mereka diperolok oleh teman-temannya jika gak berani nyoba. Yang katanya gak jantan lah, gak gaul lah, gak modern lah dsb. Hal ini tentunya membuat mereka jadi “panas” dan tanpa sadar sudah terpengaruh oleh bujuk rayu teman – yang sebenarnya gak layak disebut teman – dan akhirnya terjebak di dunia gelap.

Ah, kok aku jadi nulisnya banyak gini, niatnya kan nulis sedikit. Ya udah, gini aja dulu unek-unek yang pingin kusampaikan.

Terakhir, jadi teringat kata-kata Giring Nidji sebelum menyanyikan lagu berjudul “Arti Sahabat” di acara MTV Staying Alive kemarin. “Kita berharap semoga penyebaran HIV/AIDS di dunia bisa berhenti sehingga kita tidak perlu memperingatinya lagi”

Guys, Always say no to drugs. Itu semua gak ada gunanya sama sekali. Juga selalu jauhi free sex. Jadilah orang yang bertanggung jawab.

Read More......

Friday, November 30, 2007

Awas.... Global Warming

Mungkin tulisan ini lagi hot-hotnya sekarang. Beberapa hari lagi, di Bali, para pemimpin negara di seluruh dunia akan berkumpul untuk membahas masalah ini. Tapi bukan itu yang menyebabkan gue pingin banget nulis ini. Tapi karena bencana banjir air laut pasang yang melanda jakarta utara beberapa hari kemarin, yang notabene juga menenggelamkan sebagian kantorku serta rumah senior2ku di kantor yang sebagian besar bermukim di perumahan pln muara karang.

Bencana memang tidak dapat diprediksi. Cuaca pagi itu sebenarnya cukup cerah. Bahkan matahari bersinar begitu terik. Tapi tiba-tiba saja salah satu tanggul penahan air laut yang terletak di perumahan warga mendadak jebol. Bisa dibayangkan, air laut segera mengalir membanjiri seluruh komplek. Alirannya tidak akan berhenti sebelum permukaan air yang ada di komplek rata dengan yang ada di laut (begitu kan sifat air).

Dari foto yang terpajang di tulisan ini bisa dilihat kondisi perumahan warga disaat kejadian itu terjadi.

Kondisi yang tentu membuat panik para pegawai senior2ku - termasuk manajerku - yang saat itu tengah sibuk dengan pekerjaannya. Mereka segera bergegas pulang untuk dapat membantu keluarganya yang ada di rumah menyelematkan sebagian dari barang2 yang bisa diselamatkan. Tapi mereka tidak bisa serta merta segera sampai di rumah. Kondisi banjir air laut, membuat mereka semua berpikir dua kali untuk mencapai rumah dengan kendaraan bermotor. Tahu ndiri kan, air laut sangat korosif.

Kejadian ini membuatku berpikir. Bagaimana mungkin seorang developer membangun unit pembangkit listrik dan perumahan warganya dengan letak hampir selevel dengan permukaan laut. Jadi bisa dibayangkan ketika air laut pasang dan tanggul tidak kuat menahan, maka pasti akan terjadi banjir.

Aku pun sempat menanyakan hal ini pada pegawai senior disana, dan jawabannya cukup mencengangkan. "Saat unit ini dibangun sekitar 28 tahun yang lalu (sekitar th 1979), letaknya sudah diukur dan ditinggikan hingga mencapai 2 m diatas permukaan laut."

Jadi intinya sejak tahun 1979 hingga 2007 sekarang, air laut telah naik sekitar 2 meter lebih. Ternyata efek rumah kaca seperti yang sering kudengar sejak SMP sudah terjadi. Bahkan baru-baru ini aku baca di koran, kenaikan permukaan air laut menjadi cepat sejak abad 21. Polusi sudah diambang batas dan lapisan ozone sudah semakin menipis menjadi penyebab utama mencairnya gunung-gunung es di kutub, yang pastinya membuat kuantitas air laut bertambah.

Kalau sudah begini, orang-orang pada saling nyalahin. "Elu sih buang sampah sembarangan", "Elu sih, sukanya naik mobil pribadi", "Elu sih pake motor 2 tak" dll. Menurut gue sih, jaman sekarang dah gak bisa saling nyalahin, karena ini memang sebuah akumulasi akibat dari apa yang telah kita lakukan.

Jangan melulu menyalahkan para orang kaya yang suka bermacet-macet ria dijalanan hingga menimbulkan polusi dan membuang begitu banyak energi minyak, jangan pula selalu menyalahkan pemerintah yang dinilai lamban mengatasi masalah2 seperti ini. Tapi coba dimulai dari diri kita sendiri. Janganlah menjadi generasi yang bisanya cuma saling tuding dan nyalahin orang lain. Mulailah dari diri kita, dari yang terkecil.
Coba kita cek perilaku kita sehari-hari dirumah. Menonton tv misalnya. Kadang di rumah, kita punya banyak sekali tv. Bahkan mungkin tiap2 anggota keluarga punya tv sendiri lengkap dengan home theathre, sound dll. Mungkin kita berpikir, "TV tidak berpolusi kan?". Tapi bisa dibayangkan berapa energi listrik yang terbuang dengan perilaku seperti itu.
Di Indonesia, listrik kebanyakan dibangkitkan dengan bahan bakar fosil (minyak dan batubara) yang mana
keduanya memiliki zat pencemar yang berbahaya, yang tidak hanya bisa menimbulkan polusi, tapi juga efek rumah kaca, yakni karbon dan sulfur.

Jadi jangan mengira, nonton tv tidak berpolusi, menyalakan mesin cuci tidak berpolusi. Bahkan pemborosan listrik tidak hanya berakibat polusi saja, tetapi juga membuat kita kehilangan banyak bbm yang stoknya makin menipis. Ingat, bbm itu bukan warisan nenek moyang, tapi titipan anak cucu kita....
Memang benar, segala kerusakan di dunia ini adalah karena ulah tangan manusia...
Global Warming sudah terjadi dan tengah terjadi..... Semoga saja bapak SBY dan para pemimpin dunia menyadarinya dan pertemuan di Bali besok bukan hanya ajang untuk reuni atau makan-makan, tapi ada hasil konkretnya..

Be Green and Peace for our Earth

Read More......

Friday, November 09, 2007

PPD 2010... Indonesia vs Syria....


Hari ini seneng banget. Harapan untuk nonton kembali pertandingan internasional timnas Indonesia di Jakarta kembali terwujud. Kali ini dalam rangka Pra Piala Dunia 2010.
Sejak beberapa hari sebelumnya aku sudah berkoar-koar kesana kemari, baik dari mulut ke mulut, maupun melaui email untuk ngajakin semua teman-temanku yang tengah berada di Jakarta untuk ngasih dukungan dengan nonton langsung di Senayan.

Sebuah email yang kutulis untuk minta dukungan teman-temanku

Rek....
Masih ingat dengan Ivan Kolev, Ponaryo, Bambang Pamungkas, Firman
Utina, Budi Sudarsono dkk? Masih Ingat dengan Timnas
Indonesia yang tampil gagah berani di Piala Asia Juli kemarin?

Aku yakin semuanya pasti masih ingat...... Masih terngiang di kepala, betapa menawan dan lugasnya permainan timnas di Piala Asia Juli kemarin.

Kita boleh gagal memenuhi target lolos dari putaran grup, tapi aku dan mungkin hampir seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan perjuangan mereka baik di televisi atau langsung di senayan sangat bangga. Kebanggan yang mungkin sudah lama hilang.

Tanpa koor dari dirigen, lagu Indonesia Raya dinyanyikan bersama-sama 80 ribu suporter garuda di senayan dengan penuh khidmat (bahkan lebih dahsyat dari upacara bendera sekalipun). Sebuah pemandangan yang sampai sekarang membuat saya merinding jika mengingatnya... Dan diakui oleh banyak pemain termasuk kapten Ponaryo Astaman, pemain ke-12 inilah yang membuat timnas tampil trengginas di Lapangan


Rek,
Jumat Besok (9/11), Timnas Garuda akan kembali berlaga.
Kali ini eventnya Pra Piala Dunia 2010 2nd Round. Lawannya
Syria (Suriah). Kalau di peta letaknya disekitar Asia Barat. Dari daftar peringkat FIFA terbaru, Syria terdaftar di peringkat 126, satu level dibawah Indonesia yang di peringkat 125. Jaminan pertandingan seru pasti akan tersaji disini.


Rek,
Aku tahu kita semua kecewa dengan pengurus2 PSSI. Persetan dengan mereka semua. Mereka adalah tikus-tikus kotor yang merusak sepakbola kita. Kita boleh menghujat mereka, kita boleh melempar mereka dengan tomat busuk dsb.


Tapi,
Timnas Butuh dukungan. (Untuk sementara kita lupakan pssi dan pengurusnya yang gak karuan tingkahnya). Caranya, bagi yang tidak di
Jakarta, bisa lewat doa. Tapi bagi teman-teman yang kebetulan lagi di Jakarta, dimohon kedatangannya di Stadion Kebanggan kita, Gelora Bung Karno Senayan.

Meskipun akhirnya gagal mengumpulkan kekuatan, tapi ada satu kata-kata dri seorang teman yang membuatku semangat dan terharu

You'll never walk alone

We're already with you

Even if we can't stay with you

Grab those flag

And sing our song

It'll be enough

Sure enough

Hari ini aku dan teman-teman dari Muara Karang berangkat dengan kekuatan 8 orang. Tapi yang berangkat bareng dari kantor hanya 4 orang saja, yakni Aku, Boombox, Samsul, dan Dewi. Ternyata pertandingan timnas kali ini kurang diminati. Mungkin karena kurangnya promosi dari pihak terkait (baca : PSSI, red).

Pertandingan kali ini juga tampaknya akan diwarnai dengan demo suporter yang menuntut mundur ketua umum PSSI yang tengah masuk bui. Gimana nasib sepakbola Indonesia jika pemimpinnya aja kriminil. Tapi dasar PSSI gak tau diri. Udah jelas-jelas si Nurdin bersalah, eh tetep aja dibelain dan gak mau ngganti ketua. Dasar goblokkkk!!!

Sudah ah, aku males kalau ngomongin PSSI. Kita kembali ke topik semula, Timnas Indonesia.

Pukul 4 teng, setelah pulang kantor, kami pun bergegas menuju Gelora Bung Karno. Dengan rute menuju stasiun kota terlebih dahulu, untuk kemudian berpindah naik busway. Tiket sudah ditangan. Aku dan Ryan sudah membeli beberapa jam sebelumnya. Kategori 4, harga 10.000. Harga yang cukup murah untuk sebuah partai internasional. Tiket kelas ekonominya ligina aja minimal 15 ribu rupiah untuk tim besar sekelas Persebaya, Persija ataupun Persita.

Setelah sholat maghrib, kami pun segera bergegas menuju Stadion. Disana kami bergabung dengan 30 ribuan supporter yang sudah bergemuruh. Wajah mereka penuh keceriaan dan percaya diri bahwa kali ini timnas akan mampu memukul Syria yang peringkat FIFA-nya saat ini satu strip dibawah kita.

Tapi 2 jam kemudian keadaan menjadi berbeda. Di luar dugaan, timnas kehilangan fighting spiritnya. Hilang sudah kenangan indah Piala Asia yang baru beberapa bulan lalu lewat. Markus Horison yang dielu-elukan di penghujung Piala Asia kemarin ternyata jadi pesakitan. 4 Gol bersarang di jalanya dan salah satunya karena blundernya yang fatal. Kordinasi lini belakang yang kacau balau dan ini sudah cerita lama timnas yang turun temurun dari generasi ke generasi.

Lini tengah dan depan masih cukup lumayan lah, sayangnya penyelesaian terakhir Bambang Pamungkas sangat buruk. 2 kali peluang emas tinggal berhadap-hadapan dengan kiper terbuang percuma. Padahal keadaan saat itu masih 0 – 0. Andai saja 2 peluang emas tersebut bisa diwujudkan, tidak mustahil keadaan bisa berubah. Tapi mungkin ini juga adalah salah satu yang membuat mental timnas runtuh. Saat tengah asyik menyerang dan menciptakan banyak peluang dengan konfidensi tinggi, eh tiba-tiba satu serangan balik cepat dari Syria berakhir dengan gol yang sangat mudah.

Runtuhlah mental timnas, dan gol demi gol Syria bersarang dengan begitu mudah.

Yah apa mau dikata, timnas sudah kalah. Meski peluang masih ada leg kedua di Damaskus, minggu depan, tapi sangat-sangat kecil. Berat sekali untuk mengejar defisit 3 gol di kandang lawan dengan dukungan suporter yang sangat banyak.

Menyesal? Pasti. Karena pasti masih sangat lama menunggu event internasional dimana timnas Indonesia bertanding didalamnya dan diselenggarakan di Jakarta. Hiks, hiks

“Gagal maning, gagal maning Son.“

Tapi meski gagal dan gagal, aku tidak akan lelah mendukungmu Garuda. Kutunggu lagi kiprahmu, dan jangan kuatir, aku akan selalu menyertaimu....

Hiduplah Indonesia Raya!!!!


Read More......

Monday, November 05, 2007

Save The Angklung

Di usia yang sudah 24 tahun, baru bulan November ini gue menginjakkan kaki di kota Bandung. Jika bicara tentang Bandung, orang selalu berbicara tentang FO, Kartika Sari, Cihampelas, dan tidak ketinggalan pastinya Neng-nengnya yang geulis-geulis. Tetapi bukan itu semua yang bikin gue terkesan dengan kota yang dapat julukan Paris Van Java itu.

Saat ke Bandung kemarin, gue dan rombongan dari PJB UP Muara Karang berkunjung ke sebuah tempat wisata budaya yang diberi nama saung angklung Udjo. Awalnya banyak peserta yang sudah antipati dengan tempat ini. Mereka berpikir acara yang disajikan di tempat ini bakal ngebosenin abis. Gue sampai bingung menanggapi berbagai pertanyaan peserta. “Ada apa sih di Mang Udjo? Kenapa gak mending belanja di FO aja. Kalau ke Bandung tujuannya kan wisata belanja? Kalau harus ke Mang Udjo, kapan belanjanya?“ dsb.

“Pokoknya asyik deh Pak, Bu,“ gitu aja jawaban gue sambil bercanda. Lha harus gimana lagi gue ngejawabnya. Kesana aja belum pernah. Gimana gue bisa nggambarin keadaan disana. Gue cuman berharap, semoga disana benar-benar ada kejutan yang bisa bikin mereka gak nyesel datang kemari.

Dan begitu acara di Mang Udjo yang berdurasi selama 2 jam berakhir, harapan gue bukan hanya terkabul, tapi super-super terkabul. Bukan cuma satu, dua kejutan yang gue dan penonton yang lain dapat, tetapi berkali-kali, hingga rasanya benar-benar sangat puas. Lebih puas lagi ketika orang-orang yang tadinya dah antipati akhirnya jadi ikutan seneng.

Acara di sana diawali dengan pertunjukan wayang golek. Eh, ternyata acara yang sering gue lewatin waktu ditayangin di tipi itu benar-benar menarik. Banyak penonton yang ketawa ngelihatnya. Terutama waktu si cepot beraksi. Wah seru banget deh pokoknya.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan kirab seorang anak kecil yang diangkat dengan tandu oleh beberapa orang dewasa. Dibelakangnya, mengekor berpuluh-puluh anak-anak kecil yang bermain-main dengan ceria. Ada yang main egrang, menari-nari hingga mainan angklung. Sempet ketawa waktu ada celetukan dari belakang, “Lho-lho, anak kecilnya banyak banget. Anak siapa aja ya?“

Suasana pun jadi lebih ceria, ketika anak kecil yang dikirab itu turun dari tandunya dan ikut berjoget-joget. Banyak yang gemes dengan tingkah laku anak kecil yang menurut perkiraan gue masih berusia sekitar 2 tahun itu. Tidak sedikit dari mereka yang berusaha untuk mencolek dan mencubit saat anak kecil itu mendekat ke penonton.

Kemudian acara dilanjutkan dengan permainan angklung dari puluhan anak-anak didik junior saung angklung udjo. Usia mereka berkisar antara 2 hingga 10 tahun. Mereka memainkan medley lagu-lagu daerah nusantara mulai dari Bungong Joempa, Jali-jali, hingga Yamko rambek yamko. Kali ini bukan hanya decak kagum yang keluar dari mulut para penonton, tetapi ada juga yang gue liat sampai meneteskan air mata. Beberapa dari mereka terharu atas semua yang ditontonnya ini.

Puncak acara adalah saat semua penonton yang ada dipanggung dipinjami masing-masing satu angklung yang sudah ditempel angka yang nunjukin tangga nada dari angklung tersebut. Dan dengan bantuan dirigen salah seorang putera dari almarhum Mang Udjo, pendiri Saung Angklung Udjo ini, gue dan para penonton semua memainkan beberapa buah lagu. Mulai dari lagu Indonesia seperti Lagu surgamu dari ungu, lilin kecilnya Chrisye hingga lagu-lagu internasional seperti I Have A Dream, Cant Help Falling in Love dan lain-lain.

Gue benar-benar larut dalam kebahagiaan dan terharu. Apalagi ketika sang dirigen berulang kali menyerukan kalimay, “Kita harus menjaga angklung ini dari klaim negeri tetangga, Malaysia. Kita harus melestarikan kebudayaan kita ini dan membuktikan pada dunia bahwa Angklung is Indonesia“

Ya benar, kita harus menyelamatkan alat musik yang sederhana tapi hebat ini dari tangan orang lain. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi....

Acara ditutup dengan pertunjukkan orkestra Angklung oleh beberapa murid-murid saung Udjo yang sudah senior. Ternyata hanya dengan angklung, bisa dihasilkan melodi yang luar biasa indahnya. Gak kalah deh sama orkestranya Addie MS ataupun Dwiki Dharmawan. Ck ck... keren banget. Dan itu bukan gue aja yang ngerasa. Begitu acara selesai, banyak yang menyalami Pak Sunoto selaku ketua panitia acara ini. Mereka tampak sangat puas.

Satu lagi dari Bandung yang tidak bisa kita lupakan selain FO dan wisata belanjanya. Disini kita punya kesenian daerah yang luar biasa hebatnya. Angklung. Dan untuk melestarikannya bukan hanya tanggung jawab Saung Udjo, tetapi gue dan elo-elo semua.

Come on Guys, we save angklung and show to the world that Angklung is from Indonesia


Read More......

Tuesday, July 31, 2007

The Grand Final Iraq vs Arab Saudi

Piala Asia sudah berakhir bagi Indonesia. Tetapi buat aku, partai final tampaknya sulit sekali untuk ditinggalkan. Bagaimanapun juga, sebuah kejuaraan yang ditunggu-tunggu adalah partai finalnya. So, meski harga tiket tidak diturunkan seperti partai perempat final, aku tetap pingin banget nonton. Kali ini timku hanya 3 orang, aku, mas Indra Budi sama Dewi yang maksain pingin ikut. Katanya sih pingin ngerasain nonton langsung pertandingan sepakbola.


Sebenarnya tim yang bertanding diluar keinginanku. Aku seh pingin nonton Jepang, ngelihat aksinya Shunsuke Nakamura sama Naohiro Takahara. But, mau gimana lagi, Jepang sudah menyerah sama Arab di semi final, dan aksinya hanya bisa disaksikan langsung oleh saudara2 sebangsaku di palembang.

Awalnya aku merasa partai final ini akan sepi penonton. Tapi di luar dugaan, ternyata ada sekitar 60000 penonton yang hadir (data dari afc). Sejak berangkat dari kos, aku sudah memutusan untuk menjadi supporter Iraq. Harapan agar sebuah negeri 1001 malam yang damai jika timnas Iraq juara serta sakit hati saat timnas dikalahkan arab Saudi di pertandingan grup menjadi motivasiku mendukung iraq.

Finalnya benar-benar seru. Gak rugi nonton langsung. Meski bukan timnas indonesia yang bermain, atmosfer pertandingannya masih terasa. Hampir semua penonton Indonesia ternyata sehati denganku. Mereka kebanyakan mengalihkan dukungannya ke Iraq. Sorakan Iraq! Iraq! Terus bergema di stadion yang membuat timnas Iraq serasa bermain di kandang sendiri. Bisa dibayangkan betapa semangatnya tim Iraq begitu mengetahui dukungan pendukung tuan rumah dialihkan untuk mereka.

Tak ayal, begitu kick off dimulai, mereka langsung memainkan permainan menyerang seperti layaknya tim yang bermain di kandang sendiri. Permainan pendek dari kaki ke kaki serta ditambah lagi dengan aksi dua bek gundul, Basim dan Jasim yang berulang kali bersalto membuat para penonton semakin bersemangat mendukung Iraq.

Tapi sayang, hingga babak pertama usai, kedudukan masih sama kuat 0 – 0. Di babak kedua, permainan masih dibawah kendali Iraq. Akhirnya setelah menunggu selama 73 menit, gol itupun dating. Berawal dari tendangan sudut, kapten Younis Mahmoud yang tak terkawal langsung menyundul bola dan goll. Cukup satu gol bagi Iraq untuk menjadi juara baru Asia.

Penonton tampak sangat puas. Apalagi pesta akbar sepakbola asia 4 tahunan itu diakhiri dengan pesta kembang api yang sangat indah. Senyum mengembang juga tampak dari wajah presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski sempat ada insiden lucu saat paspanpres berusaha mengeluarkan presiden dari kerumunan pemain iraq yang berpesta. Beliau tampak sangat puas dan bangga Indonesia berhasil menggelar final dengan sukses. Ketakutan bahwa partai final ini akan spei penonton ternyata tidak terbukti.

Selamat tinggal pesta Piala Asia. Entah kapan lagi kita bisa menggelar event besar seperti ini. Maju terus sepakbola Indonesia.

Read More......

Thursday, July 19, 2007

Indonesia vs Korea

Pertandingan ini Indonesia melawan Korea Selatan ini dilangsungkan hari rabu jam ½ 6 sore. Awalnya aku niatnya nontonnya pulang jam kantor langsung.


Tapi ternyata Boombox dan Bram berpendapat lain. Saran mereka,
jam 3 sore kami sudah harus keluar dari kantor, agar kebagian tempat duduk, tidak ketinggalan mendengar lagu kebangsaan dan juga kick off. Boombox dan Bram belajar dari pengalaman waktu nonton pertandingan Indonesia melawan Bahrain kemarin. Saat mereka tiba di stadion, pertandingan sudah dimulai

Alhasil tepat jam 3 sore, kami pun langsung bergegas ngabur dari kantor. (Dosa gak ya, kan niatnya kabur dari ngantor gak untuk main2 juga, tapi untuk dukung timnas. Semoga Allah mengampuni dosaku ini, amien).
Tepat jam 4 sore kami pun tiba di pelataran stadion setelah menempuh perjalanan dengan kopami 02 dan berpindah ke bus transjakarta dari stasiun kota. Setelah sholat ashar, kami pun segera masuk stadion.
Awalnya ada niatan cari-cari kaus lagi karena ada pesenan dari teman untuk mbeliin kaus, tapi berhubung pertandingan akan dimulai sesaat lagi, kami pun buru-buru masuk stadion. Kekuatan tim kami hari ini kembali jadi 5 orang, aku, bang napi, boombox, bram n mas indra budi. Untuk kali ini kami mencoba untuk suasana baru, jadinya kami memilih sektor 22 sebagai lokasi menonton.


Ketika lagu Indonesia
raya di kumandangkan, serentak tanpa perintah protokoler dan dirigen semua penonton berdiri dan ikut menyanyikan lagu Indonesia raya. Suasana yang mengharukan. Mataku sampek berkaca-kaca. Bahkan seorang anak punk di belakangku sempat meneteskan air mata. Bukti bahwa sepakbola bisa mempersatukan kita.



Pertandingan tampak berat sebelah. Awalnya
sempet kaget begitu melihat seorang markus horison yang dipercaya Ivan Kolev menjaga gawang merah putih, tetapi ternyata itu keputusan yang tepat. Gawang Tim Garuda tampak kokoh dikawal si markus. Serangan korea benar-benar membuat ketar-ketir. Dan akhirnya satu gol pun bersarang ke gawang Indonesia. Bukan sepenuhnya kesalahan si Markus, karena bola tendangan si korea sempat membentur dulu tubuh M Ridwan sehingga bola arahnya menjadi tak terduga. 1 – 0, dan itu bertahan hingga akhir pertandingan. Semuanya kecewa.

Penonton kecewa, bahkan tak sedikit yang menangis. Para pemain terkulai lemas di lapangan.
Dari layar yang terdapat di stadion, aku bisa melihat wajah sayu Markus Horison dan M Ridwan. Hanya Bambang Pamungkas yang tampak tegar. Sang deputi kapten ponaryo astaman itu tampak mengangkat rekan-rekannya yang terkulai. Sebuah adegan yang memilukan.

Tapi kekecewaan penonton hanya beberapa menit saja.
Setelahnya mereka semua berdiri. Sebuah standing ovation dengan disertai tepukan dan sorakan membahana “INDONESIA, INDONESIA!!!!!!“ diberikan oleh para penonton dengan penuh kebanggaan. Kelihatannya semua penonton di GBK sepakat, i
nilah kali pertama kami semua bangga dengan timnas garuda setelah beberapa tahun lamanya tidak berprestasi. Kali ini memang untuk kesekian kalinya tim garuda tidak berprestasi, tapi dari segi permainan dan semangat juang, tim ini mempunyai prospek yang sangat cerah. We all proud of you guys.


Thanks Yandri, Ridwan, Charis, Maman, Richardo, Ponaryo, Eka, Syamsul, Mahyadi, Firman, Budi, Ellie, Bambang, Markus, Feri, Ismed, Erol, Atep dan Kolev. Good Job!!!

Read More......

Sunday, July 15, 2007

Indonesia vs Saudi Arabia On AFC Asian Cup 2007

Akhirnya aku bisa nonton langsung Piala Asia. Rasanya seneng banget. Empat hari yang lalu aku telah melewatkan pertandingan pertama Indonesia melawan Bahrain. Padahal tiket sudah ditangan karena sudah pesan jauh-jauh hari sebelumnya. Tapi virus (atau bakteri ya) typhus telah membuatku tak berdaya dan tak sanggup untuk mendukung timnas.

Pertandingan dimulai jam ½ 8 malam, tapi aku dan temen2 sudah berangkat dari kos ketika waktu masih menunjukkan jam 4 sore. Rencananya kami mau cari2 kaus dan syal Indonesia untuk lebih bersemangat mendukung timnas. Kekuatan kami saat itu 7 orang, Surya, Fajar, Bang Napi, Boombox, Mas Indra Budi, serta 2 teman Bang Napi yang datang langsung dari Solo ke Jakarta yakni Qomar dan Saiful.

Setengah jam kemudian kami sudah sampai stadion. Diluar dugaan, stadion sudah sangat ramai. Butuh waktu ½ jam untuk berburu kaus dan syal seharga rata2 25 ribu rupiah. Pengamanan stadion sangat ketat. Ada 3 pintu yang harus dilalui oleh penonton untuk bisa masuk stadion.

Yang pertama pintu masuk komplek stadion. Kami bertujuh masuk lewat pintu timur, yang lebih dikela pintu TVRI karena lokasinya di dekat TVRI. Suasana di pintu sudah sangat ramai. Apalagi disamping pintu itu terdapat tiket box yang tiketnya sudah ludes. Sementara antrian sendiri masih terus bertambah karena mereka tampaknya masih tidak percaya tiket sebanyak itu bisa ludes dalam waktu singkat.

Sulit sekali rasanya untuk menerobos kerumunan antrian itu. Apalagi beberapa dari mereka sudah mulai banyak yang frustasi dan emosional karena sudah antri sejak pagi. Untunglah beberapa petugas keamanan cukup sigap. Begitu tahu kalau kami sudah memiliki tiket, mereka langsung mengamankan kami agar bisa masuk ke komplek stadion. Sebelumnya badan kami diperiksa dan tas-tas digeledah untuk mencari barang-barang terlarang yang berpotensi sebagai biang kerusuhan.

Cek tiket terjadi lagi di pintu masuk pelataran stadion. Penggeledahan untuk kedua kalinya terjadi lagi. Kami bertujuh berfoto-foto sejenak didepan stadion. Suasana di pelataran sedikit lebih lengang daripada di halaman tempat kami membeli kostum dan syal tadi. Ini karena yang bisa masuk sini hanya penonton yang telah bertiket.

Puas berfoto-foto, kami masuk stadion. Disini aku, bang napi, fajar, boombox dan mas indra harus berpisah dengan Qomar dan saiful, karena kami berlima tiketnya kategori 4, sedangkan mereka kategori 2.

Kami masuk lewat sektor 13. Dan ternyata disana penonton sudah ramai. Untuk kategori 4, sektor 12 dan 13 memang sektor paling ramai karena mempunyai luas pandangan paling bagus. Sektor 12 dan 13 tepat berada di tengah stadion. Gegap gempita sudah terasa meski pertandingan masih 2.5 jam lagi.

Pertandingan sendiri berlangsung seru dan menegangkan. Arab mencetak gol lebih dulu lewat Yaseer. Seketika itu peonton di GBK pun terbungkam. Tapi beberapa menit kemudian stadion bergetar lagi setelah Elie Aiboy mencetak gol penyama. Setelah itu permainan menjadi berimbang. Pemain ke-12 Indonesia tak henti-hentinya bernyanyi, berteriak untuk mendukung timnas.

Babak kedua, kami dibuat spot jantung oleh permainan Arab yang agresif. Yasser dan Malek terus-terusan menebar ancaman buat gawang Indonesia. Detak jantung sempat terhenti ketika melihat Yasser berlari sendirian berhadapan dengan Yandri Pitoy, tetapi untung sebuah tekel bersih dari Maman Abdurrahman menggagalkan peluang Arab. Lega sesaat.

Tapi pada akhirnya kami semua kecewa. Sebuah gol di babak injury time menggagalkan 1 poin yang sudah didepan mata. Belum lagi keputusan wasit Al Badawi yang sangat kontroversial dan bikin hati ini kesal. Lha iya, kok bisa-bisanya AFC milih wasitnya dari sesama Negara Arab.

Meski kecewa, kami semua bangga pada tim. Terus terang, meski kalah baru pertama kali ini aku merasa bangga dengan timnas Indonesia. Rasanya terharu banget melihat perjuangan yang tak kenal lelah dari para pemain.

Yah, meski kalah masih ada kesempatan untuk membuat sejarah lolos ke perempat final. Cukup seri dengan rep korea sudah cukup, tetapi mampukah timnas menahan gempuran Rep Korea? Yah kita harus optimis!


Read More......

Saturday, May 26, 2007

Milan, Seven Heaven of Champion

Ohhhh... akhirnya dendam itu terbalaskan juga. Lega rasanya. Setelah hampir 2 minggu hidup dalam ketegangan yang luar biasa, akhirnya lega juga. AC Milan juara liga champion sekaligus tuntas membalas dendam kejadian tragis 2 tahun lalu pada liverpool. Kejadian yang membuatku remuk redam.Di Final kali ini Milan tampil dengan formasi terbaiknya dengan memilih Filippo Inzaghi didepan menggantikan Alberto Gilardino. Padahal pada babak semifinal melawan Manchester United, Alberto Gilardino tampil cukup menawan dan mencetak satu gol. Tapi ini adalah sebuah partai final. Tidak hanya sklill yang diperlukan. Tapi lebih dari itu adalah mental. Dan keputusan memasang Pippo Inzaghi adalah sebuah keputusan yang brillian dari Carlo Ancelotti.
Inzaghi benar-benar luar biasa malam itu. He was my hero last night. Orang-orang boleh bilang Inzaghi hanyalah striker yang berbekal keberuntungan. Maestro Total Football Oranye, Johan Cruyyf bahkan pernah berkata, "Lihatlah, dia sebenarnya tidak bisa bermain bola sama sekali, dia hanya selalu berada di tempat yang tepat". Right Man in the right place and in the right time. Tapi itulah Inzaghi.

Tapi lepas dari itu semua, pemain Milan memang benar-benar bermain luar biasa. Dida yang berkali-kali mementahkan tembakan jermaine pennant, Steven Gerrard dan John Riise. Di depannya Alessandro Nesta benar-benar menjadi tembok yang tangguh. Sebagai palang pintu terakhir, Nesta benar-benar brillian. Paolo Maldini apalagi. Dengan usia yang hampir 39 tahun juni ini, dia benar-benar tidak kehilangan magisnya. Kecepatan boleh menurun, tapi untuk tackling dan pembacaan alur bola, dia masih yang terbaik.
Sementara itu di tengah, Andrea Pirlo masih hebat. The Silent Leader masih yahud aja umpan-umpannya. Bagaimanapun juga, dia adalah kreator gol pertama inzaghol. Gattuso dan Ambrossini menjalankan perannya menyeimbangkan tim dengan baik. John Arne Riise dan Xabi Alonso benar-benar "dibunuh" perannya oleh dua gelandang bertahan ini.
Sedangkan seedorf agak tenggelam kali ini. Peran pahlawan Milan di perempat final ini bisa diredam oleh Javier Mascherano. Javier Mascherano pulalah yang mematikan peran Kaka hampir sepanjang pertandingan. Untungnya rafa membuat keputusan bodoh. Mengganti Javier Mascherano dengan Peter Crouch yang membuat Kaka pun seperti lepas dari borgol dan kembali merajalela.
Yach, selamat buat Rossonero... Selamat buat Millanisti di seluruh dunia...... Kali ini dendam sudah impas..... Go Campione

FORZA MILAN!!!!!
FORZA MILAN!!!!


Read More......

Wednesday, April 18, 2007

Matinya Serial Jomblo

Hiks, dengan berat hati, akhirnya aku harus mengikhlaskan serial Jomblo - satu2nya serial tv indo yang kutonton - berakhir secara tragis.
Yah, hari sabtu 14 April yang lalu adalah episode terakhir dari Jomblo.

Sempet kaget juga, sinetron yang menurutku sangat-sangat menarik, lucu, sederhana, apa-adanya dan tidak berbau kemewahan ini berakhir dengan sangat tidak hormat. Dari info yang kudapat dari sang penulis jomblo, adhitya mulya di blog-nya www.suamigila.com, RCTI meng-cut serial ini karena ratingnya yang jeblok.

Hah!! Rating jomblo jeblok!! Serius Loe..... ungkapku dalam hati.
Yang maen salah satunya tuh Ringgo Agus Rahman, pemenang piala vidia, dengan ditangani sutradara citra 2005, Hanung Bramantyo.

Emang sih, sejak beberapa episode terakhir, Jomblo mengalami banyak metamorfosa. Jomblo dulunya di tayangkan dua kali seminggu, hari Minggu jam 7 malam episode baru, sedangkan Minggu jam 1 siang adalah ulangan episode minggu sebelumnya. Sejak episode ke-7 (kl gak salah), Jomblo tiba-tiba berpindah tayang jadi jam 19.30. Dan kemudian dengan sedikit publikasi berpindah lagi jam tayang menjadi jam 21.00. Masih inget, saat itu baru pulang dari Citraland sama Bank Napi sampai jalan cepet-cepet, bahkan sampai lari demi agar tidak tertinggal sedetikpun serial ini. Eh ternyata begitu sampek kos, "durung main jomblone", ujar Mumun, Bram, Samsul, Boombox yang sudah stay tune didepan TV serempak. Dan puncaknya Jomblo ditayangin lebih malam lagi, yakni jam 22.00 sebelum pada akhirnya almarhum di episodenya yang ke 14.

Aku perhatiin, iklan2 di jomblo juga makin dikit dari episode ke episode. Sehingga akhirnya hukum rimba berbicara, yang kuat menang, meski kualitasnya noll, yang penting rating. Sigh.

Adhit di blognya menulis dengan sangat kesal. Design plot line sudah disiapkan hingga eps 26, skrip sudah ada hingga eps 20. Tapi RCTI dengan seenaknya mengcut di eps 14 hingga rasanya ngambang banget akhirnya. Padahal dulu yang minta Jomblo di serialin adalah RCTI.

Fenomena ini semakin menguatkan bukti bahwa orang indo tuh seneng sama sinetron2 atawa film2 yang isinya glamour, mewah, mobil2 bermerk, rumah yang mentereng, cengeng dll. Sinetron-sinetron yang isinya mendidik, sederhana, apa adanya pasti akan dilibas abis.
Ya tanpa disadari ternyata seperti inilah rekan-rekan setanah airku. Bangsa pemimpi.

Yah aku gak mau bicara banyak. Soalnya right or wrong, this is my country. Yah seperti di PJB ini, meski bukan rahasia lagi, banyak yang bilang perusahaan ini jelek manajemennya lah, korup lah, dll, tapi bagaimanapun juga ini milik negara kita sendiri, kalau nggak kita yang kerja disini, terus siapa lagi? Kalau semua orang pandai di negeri ini kerja di swasta bahkan di Luar Negeri trus yang ngurusin negara ini siapa? Lho.. kok aku jadi ngelantur gini ya. Sur tangi sur, iki jik isuk....... Arghhhhhhh

Yo wis gitu aja deh. Semoga Mas Adhit gak mutung meski salah satu "masterpiece"-nya harus berakhir tidak seindah yang dibayangkan.

Mulai pekan ini, aku akan merindukan dialog2 dibawah ini...

-...... Saatnya menyatakan daripada cinta....- by Rahmat
-..... Yo mbok yo sing sabar Lip .... - by Bimo
-..... Subhanalloh, jadi orang tuh harus sabar teh.....- by Aa' Jimmy
-......Dil, kalau besok, besok dan besoknya lagi kita makan siang bareng, kamu keberatan?......- by Olip
-...... para muda radio Arjay.. bertemu lagi dengan Agus Gurniwa di Dokter Jomblo......- by Agus

Hiks.......

Read More......
 

Copyright(r) by wongkentir