Friday, November 09, 2007

PPD 2010... Indonesia vs Syria....


Hari ini seneng banget. Harapan untuk nonton kembali pertandingan internasional timnas Indonesia di Jakarta kembali terwujud. Kali ini dalam rangka Pra Piala Dunia 2010.
Sejak beberapa hari sebelumnya aku sudah berkoar-koar kesana kemari, baik dari mulut ke mulut, maupun melaui email untuk ngajakin semua teman-temanku yang tengah berada di Jakarta untuk ngasih dukungan dengan nonton langsung di Senayan.

Sebuah email yang kutulis untuk minta dukungan teman-temanku

Rek....
Masih ingat dengan Ivan Kolev, Ponaryo, Bambang Pamungkas, Firman
Utina, Budi Sudarsono dkk? Masih Ingat dengan Timnas
Indonesia yang tampil gagah berani di Piala Asia Juli kemarin?

Aku yakin semuanya pasti masih ingat...... Masih terngiang di kepala, betapa menawan dan lugasnya permainan timnas di Piala Asia Juli kemarin.

Kita boleh gagal memenuhi target lolos dari putaran grup, tapi aku dan mungkin hampir seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan perjuangan mereka baik di televisi atau langsung di senayan sangat bangga. Kebanggan yang mungkin sudah lama hilang.

Tanpa koor dari dirigen, lagu Indonesia Raya dinyanyikan bersama-sama 80 ribu suporter garuda di senayan dengan penuh khidmat (bahkan lebih dahsyat dari upacara bendera sekalipun). Sebuah pemandangan yang sampai sekarang membuat saya merinding jika mengingatnya... Dan diakui oleh banyak pemain termasuk kapten Ponaryo Astaman, pemain ke-12 inilah yang membuat timnas tampil trengginas di Lapangan


Rek,
Jumat Besok (9/11), Timnas Garuda akan kembali berlaga.
Kali ini eventnya Pra Piala Dunia 2010 2nd Round. Lawannya
Syria (Suriah). Kalau di peta letaknya disekitar Asia Barat. Dari daftar peringkat FIFA terbaru, Syria terdaftar di peringkat 126, satu level dibawah Indonesia yang di peringkat 125. Jaminan pertandingan seru pasti akan tersaji disini.


Rek,
Aku tahu kita semua kecewa dengan pengurus2 PSSI. Persetan dengan mereka semua. Mereka adalah tikus-tikus kotor yang merusak sepakbola kita. Kita boleh menghujat mereka, kita boleh melempar mereka dengan tomat busuk dsb.


Tapi,
Timnas Butuh dukungan. (Untuk sementara kita lupakan pssi dan pengurusnya yang gak karuan tingkahnya). Caranya, bagi yang tidak di
Jakarta, bisa lewat doa. Tapi bagi teman-teman yang kebetulan lagi di Jakarta, dimohon kedatangannya di Stadion Kebanggan kita, Gelora Bung Karno Senayan.

Meskipun akhirnya gagal mengumpulkan kekuatan, tapi ada satu kata-kata dri seorang teman yang membuatku semangat dan terharu

You'll never walk alone

We're already with you

Even if we can't stay with you

Grab those flag

And sing our song

It'll be enough

Sure enough

Hari ini aku dan teman-teman dari Muara Karang berangkat dengan kekuatan 8 orang. Tapi yang berangkat bareng dari kantor hanya 4 orang saja, yakni Aku, Boombox, Samsul, dan Dewi. Ternyata pertandingan timnas kali ini kurang diminati. Mungkin karena kurangnya promosi dari pihak terkait (baca : PSSI, red).

Pertandingan kali ini juga tampaknya akan diwarnai dengan demo suporter yang menuntut mundur ketua umum PSSI yang tengah masuk bui. Gimana nasib sepakbola Indonesia jika pemimpinnya aja kriminil. Tapi dasar PSSI gak tau diri. Udah jelas-jelas si Nurdin bersalah, eh tetep aja dibelain dan gak mau ngganti ketua. Dasar goblokkkk!!!

Sudah ah, aku males kalau ngomongin PSSI. Kita kembali ke topik semula, Timnas Indonesia.

Pukul 4 teng, setelah pulang kantor, kami pun bergegas menuju Gelora Bung Karno. Dengan rute menuju stasiun kota terlebih dahulu, untuk kemudian berpindah naik busway. Tiket sudah ditangan. Aku dan Ryan sudah membeli beberapa jam sebelumnya. Kategori 4, harga 10.000. Harga yang cukup murah untuk sebuah partai internasional. Tiket kelas ekonominya ligina aja minimal 15 ribu rupiah untuk tim besar sekelas Persebaya, Persija ataupun Persita.

Setelah sholat maghrib, kami pun segera bergegas menuju Stadion. Disana kami bergabung dengan 30 ribuan supporter yang sudah bergemuruh. Wajah mereka penuh keceriaan dan percaya diri bahwa kali ini timnas akan mampu memukul Syria yang peringkat FIFA-nya saat ini satu strip dibawah kita.

Tapi 2 jam kemudian keadaan menjadi berbeda. Di luar dugaan, timnas kehilangan fighting spiritnya. Hilang sudah kenangan indah Piala Asia yang baru beberapa bulan lalu lewat. Markus Horison yang dielu-elukan di penghujung Piala Asia kemarin ternyata jadi pesakitan. 4 Gol bersarang di jalanya dan salah satunya karena blundernya yang fatal. Kordinasi lini belakang yang kacau balau dan ini sudah cerita lama timnas yang turun temurun dari generasi ke generasi.

Lini tengah dan depan masih cukup lumayan lah, sayangnya penyelesaian terakhir Bambang Pamungkas sangat buruk. 2 kali peluang emas tinggal berhadap-hadapan dengan kiper terbuang percuma. Padahal keadaan saat itu masih 0 – 0. Andai saja 2 peluang emas tersebut bisa diwujudkan, tidak mustahil keadaan bisa berubah. Tapi mungkin ini juga adalah salah satu yang membuat mental timnas runtuh. Saat tengah asyik menyerang dan menciptakan banyak peluang dengan konfidensi tinggi, eh tiba-tiba satu serangan balik cepat dari Syria berakhir dengan gol yang sangat mudah.

Runtuhlah mental timnas, dan gol demi gol Syria bersarang dengan begitu mudah.

Yah apa mau dikata, timnas sudah kalah. Meski peluang masih ada leg kedua di Damaskus, minggu depan, tapi sangat-sangat kecil. Berat sekali untuk mengejar defisit 3 gol di kandang lawan dengan dukungan suporter yang sangat banyak.

Menyesal? Pasti. Karena pasti masih sangat lama menunggu event internasional dimana timnas Indonesia bertanding didalamnya dan diselenggarakan di Jakarta. Hiks, hiks

“Gagal maning, gagal maning Son.“

Tapi meski gagal dan gagal, aku tidak akan lelah mendukungmu Garuda. Kutunggu lagi kiprahmu, dan jangan kuatir, aku akan selalu menyertaimu....

Hiduplah Indonesia Raya!!!!


0 Comments:

 

Copyright(r) by wongkentir