Sunday, July 26, 2009

Kisah 10 Tahun Yang Lalu

Hari ini, ketika tengah asyik menatap baris demi baris chattinganku dengan someone special ku di ym, mendadak jadi teringat kisah sepuluh tahun yang lalu.

Kala itu pertama kali aku mengenal dirimu. Waktu itu namamu masih begitu asing di telingaku. Bahkan mungkin tidak hanya di telingaku, tetapi di telinga semua penduduk Indonesia.

Internet. That’s your name. Terdengar begitu aneh. Saat itu aku tidak tahu, siapakah engkau, apa fungsimu, bagaimana bentukmu. Tapi yang pasti, banyak yang bilang bahwa kamu itu hebat.

Yang aku dengar dari media yang saat itu santer memberitakanmu, dari pengalaman teman-teman yang sudah mengenalmu lebih dulu, engkau adalah gerbang menuju dunia luas yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Hal mana yang membuatku penasaran dan ingin segera mengenalmu.

Media memberitakan, dengan internet kita bisa tahu segala macam informasi dari bumi belahan manapun secara cepat dan akurat. Detik ini peristiwa itu datang, detik ini pula kita bisa tahu. Jika mengandalkan Koran, mungkin kita harus menunggu esok hari untuk tahu sebuah peristiwa. Sedangkan jika kita menonton berita di tv, kita harus menunggu hingga siaran berita ditayangkan.

Maksudnya seperti ini, misalnya sebuah peristiwa terjadi jam 9 pagi. Nah jika di saat-saat itu tidak ada tayangan berita di tv pada jam 9 tersebut, maka kita tidak bisa mengetahui peristiwa tersebut di detik itu pula. Kita mungkin harus menunggu hingga jam siaran berita terdekat, ya sekitar jam 12.00 siang.

Dan akhirnya kesempatan itu datang. Berawal dari ajakan seorang teman yang sudah mengenalmu lebih dulu, aku pun akhirnya bisa mengenalmu. Peristiwa bersejarah itu (halah!!! He he he he) terjadi di sebuah ruangan kecil di ujung kantor pos cabang Gresik. Saat itu untuk mengenalmu aku harus mengantri dulu selama 2 jam. Kalau diingat-ingat rasanya sama seperti kala aku mengantri untuk maen Play Station, he he he he.

Perkenalan pertama kami terjadi hanya 1 jam saja. Yach maklumlah, kala itu aku masih berstatus pelajar dengan uang saku yang pas-pasan. Jadi ya cukup satu jam saja perkenalan pertama kami.

Selama satu jam itu, bisa dibilang aku tidak berkenalan secara langsung denganmu. Hanya sesekali jariku beradu dengan tuts keyboard si computer. Sebagian besar, temanku yang bermain-main denganmu. Dia sangat cekatan. Membuka Internet Explorer, lalu mengetikkan sebaris kalimat. Dia bilang, “ini alamat webnya, Sur.” Temanku membuka situs salah satu klub bola favoritku. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya muncul juga halaman webnya. “Wow, keren,” batinku. Semua informasi tentang klub tersebut ada disitu. Mulai dari sejarah berdirinya, prestasi, pemain-pemainnya hingga hal yang paling kusuka, foto-foto pemain. Sejak kecil aku suka sekali mengkoleksi foto-foto pemain bola yang biasanya kuambil dari potongan Koran. Tapi karena usia, banyak dari koleksiku tersebut warnanya berubah bahkan rusak. Kalau dengan adanya foto digital seperti ini, pastilah koleksiku akan terus aman selamanya.

Kemudian temanku membuka aplikasi lain. Sepintas kubaca Icon aplikasi yang dibukanya bertulisakan MIRC. Sebuah tampilan aplikasi yang hanya berisi teks dan teks. “Nah kalau MIRC Ini buat chatting, Sur. Kita bisa ngobrol dengan banyak orang meski kita tidak mengenal orang itu.”

Dan tanpa terasa waktu satu jam itu berlalu begitu cepat.

Satu jam pertama bersamamu memang telah berlalu begitu cepat. Tetapi satu jam itu ternyata memberi banyak akibat yang akan kurasakan bertahun-tahun lamanya. Perkenalan satu jam itu membuatku semakin tertarik pada dunia komputer. Semakin terbukalah wawasanku akan sebuah teknologi baru yang sekarang ini dikenal dengan nama Teknologi Informasi.

Satu jam itu membuatku dengan lebih mantap lagi untuk menentukan pilihan Teknik Informatika sebagai tujuan belajarku selanjutnya ketika lulus dari SMA.

Dan sekarang ini, setelah 10 tahun berlalu dari kisah perkenalan pertamaku denganmu, selama 10 tahun itu pula IT menjadi duniaku. Alhamdulillah, Aku akhirnya benar-benar kuliah di Teknik Informatika di salah satu perguruan tinggi negeri. Dan sekarang aku mengaplikasikan dan mengabdikan ilmu IT-ku di salah satu perusahaan pembangkit listrik di tanah air.

Darimu pula, aku mengenalnya. Pertemuan kami terjadi saat aku menjadi trainer dalam sebuah pelatihan internet di almamater SMA-ku. Alhamdulillah kisah itu bertahan hingga saat ini dan semoga untuk selamanya.

Hmmm… tidak kusangka, duniaku sekarang berawal dari sesuatu yang sangat sederhana. Satu jam perkenalan yang sangat singkat denganmu.

Read More......

Monday, July 13, 2009

Layang-layang

Minggu sore kemarin langit di sekitarku cukup semarak dengan hadirnya 5 buah layang-layang. Mereka meliuk-liuk di angkasa dengan sangat lincah. Aku terus menatap mereka. Kunanti pada saatnya dua dari mereka beradu kekuatan benang alias bahasa jawanya sambitan. Tapi hingga malam menjelang, kelima layang-layang ini akur-akur saja.


(Foto dari : http://mrfajarsyah.files.wordpress.com/2008/07/0_s_festival-layang-layang1.jpg)


Melihat layang-layang membuatku teringat masa kecilku. Dahulu masa ku kecil, musim mainan yang paling ku suka adalah musim layang-layang seperti saat ini. Hampir tiap hari selalu saja aku bermain ke sebuah tanah lapang di dekat rumah untuk sekedar melihat teman-temanku yang bermain layang-layang.

Pernah juga diajak Omku bikin benang gelasan sampai tanganku tergores dan luka. Tapi semua itu jadi tak berarti ketika gara-gara benang gelasan tersebut, layang-layang milik kami jadi jagoan kala sambitan dengan layang-layang lain. Pokoknya top banget benang racikan Omku. Bener-bener super tajam...

Tapi ada satu hal yang menjadi penasaranku sampai sekarang...
Kenyataan bahwa aku belum pernah berhasil menerbangkan layang-layang sama sekali.. hiks..
Rasanya sulit bagiku untuk menerbangkan layang-layang
Tapi semoga dalam waktu dekat aku bisa menghapus penasaranku, karena ada seseorang yang sudah janji mau mengajariku main layang-layang.. :-D

Read More......

Wednesday, July 01, 2009

Hari-hari seperti ini

Judul dan isi aku copas dari blog penulis favoritku, Adhitya Mulya

"Bertahun-tahun yang lalu, gue berkata pada diri gue, akan datang masanya hari-hari ini. Di mana cobaan yang sama datang bertubi-tubi tanpa ampun.

Gue cuman bisa bersyukur dengan apa yang ada. Dan bersabar dengan apa yang nggak."

Tetap semangat Sur!!

Hidup hanya sekali.. Nikmatilah..

Hidup dan nikmatilah hari ini, karena masa lalu tidak akan bisa terulang lagi dan masa depan masih misteri..

Read More......
 

Copyright(r) by wongkentir