Wednesday, April 23, 2008

Download Lagu di Imeem

Saat ini dunia perdonlotan mp3 sudah mulai sepi. Khususnya untuk lagu-lagu Indonesia. Multiply sudah tidak seperti dulu lagi. Selain ribet, banyak link2 yang sudah dihapus sama mbahnya Multiply. Siapa ya mbahnya Multiply? Terus selain multiply memang ada tempat download yang lain seperti rapidshare, boxnet, megaupload dll. Tapi untuk tempat-tempat download yang disebutkan terakhir perlu bayar untuk bisa download yang banyak.

Nah disini ada tempat baru lagi untuk download, yakni imeem. Gak tau pastinya sejak kapan imeem mulai mengembara di belantara internet, tapi yang pasti koleksi lagu di sini sudah cukup lengkap. Terutama bagi pecinta lagu-lagu jadul tahun 90an yang susah banget dicari mp3-nya.

Tapi untuk mendownloadnya bukan perkara mudah, karena lagu2 di imeem di sistemnya streaming kayak youtube. Tapi jangan kuatir. Disini saya ingin berbagi cara download yang telah kuambil dari berbagai referensi dari beberapa forum.

Pertama-tama kita memastikan pada browser kita sudah terinstal flash player untuk menjalankan streaming dari lagu. Oke, setelah itu kita ikuti langkah2 berikut ini.

  1. Seperti biasa cari lagu yang kita cari di searching engine idola kita, google. Ketik nama penyanyi judul lagu site:imeem.com.

Contoh: Anggun Kembalilah kasih site:imeem.com

  1. Pilih linknya lalu akan masuk pada situs imeem. Tunggu sampai muncul progress bar seperti pada gambar dibawah ini.
  2. Lalu setelah itu klik kanan pada sekitar browsernya, dan pilih copy link. (update per 1 Agustus 2008: Tanpa perlu klik kanan bisa. Masukkan saja link dari google. Misalnya dari pencarian lagu Anggun tadi, dapat link dari si Mbah seperti ini http://x.imeem.com/hth1xCRqyp , langsung saja pastekan di situs yang tertulis di langkah no 4 dibawah ini.
  3. Setelah itu kita minta bantuan pada sebuah situs yang beralamat di http://file2hd.com/Default.aspx untuk melakukan pengambilan streaming file. Pastekan link yang sudah dicopy ke clipboard tadi di kotak yang terdapat pada situs tersebut. Jangan lupa memilih Filter audio. Serta jangan lupa mencek pada check box bertuliskan ” I have read and agree to the Terms of Service”. Terakhir tekan tombol Get Files
  4. Wait a minute..... Setelah itu pada halaman bawah akan muncul alamat file yang bisa didownload. Seperti biasa, klik kanan pada link, lalu pilih Save Link As, atau Save Target As.
  5. Nah File tengah didownload. Cepat lambatnya, ya tergantung bandwith dunk. File yang sudah didownload nanti akan berekstensi flv seperti halnya youtube. Untuk ndengerin lagunya bisa pake media player classic atau flv player. Tapi tentu saja jika ingin didengerin di mp3 / mp4 player, gak bisa. Nah, gimana supaya bisa? Kita minta tolong sama software coverter flv to mp3 agar bisa didengerin lewat mp3 player.
  6. Sudah selesai.

Nah itulah step-step yang bisa dilakukan untuk mendownload lagu dari imeem. Any question? Tulis aja di comment. Sapa tau bisa bantu.

Semoga bermanfaat....

Read More......

Monday, April 21, 2008

Pesan Untuk Selamatkan Bumi di GreenFest

Hari sabtu tanggal 19 April kemarin, sebuah pameran bertajuk Green Festival, Aksiku Untuk Bumi, diselenggarakan di Parkir Timur Senayan. Sebuah acara yang mengajak kita semua untuk mulai merawat dan menjaga bumi dari ancaman Global Warming.

Begitu memasuki pintu masuk pameran, kita langsung di sambut oleh si kocak Benny and Mice. Berbagai cerita dari duo konyol dari harian kompas tentang global warming dipamerkan disitu. Mulai dari cerita bumi yang semakin panas, perubahan cuaca yang kian ekstrim hingga pemborosan energi.

Setelah puas dengan Benny and Mice, kita mulai melangkah masuk ke areal pameran sesungguhnya. Green Fest ini pada intinya mengajak kita semua untuk mengurangi segala macam pemborosan energi dan emisi karbon dari setiap sudut di rumah kita, mulai dari garasi, kamar tidur, ruang kerja hingga kamar mandi.

Berbagai macam himbauan dan ajakan tertempel disana. Beberapa diantaranya adalah:

- Ajakan memelihara ketersediaan air tanah.

- Himbauan untuk menggunakan bambu sebagai pengganti kayu. Hal ini disebabkan bambu menyerap emisi CO2 dan menghasilkan O2 lebih banyak

- Ajakan membuat sumur resapan.

- Ajakan untuk lebih memilih naik kendaraan umum maupun pribadi serta lebih mengutaman berjalan ataupun bersepeda.

- Ajakan mematikan peralatan elektronik yang tidak sedang dipakai.

- Tips menghemat listrik pada kulkas, dll

Semua ajakan dan himbauan ini sangat berguna dan membantu pencegahan terjadinya Global Warming yang efeknya sudah mulai terasa.

Sukses untuk green Festival. Semoga setelah ini lebih banyak lagi orang yang peduli pada lingkungannya.

Be Green and Clean. Always.....

Read More......

Friday, April 11, 2008

Parameter Penilaian Sebuah Pembangkit

Cukup lama juga tidak menulis lagi tentang ketenagalistrikan. Mungkin bagi para pembaca setia blogku yang suka dengan rubrik-rubrik ketenagalistrikan jadi rindu akan tulisanku (cieee, emang ada yang mau baca blogku ya. Sebelumnya terima kasih banyak bagi teman-teman blogger semua yang berkunjung kemari). Oke, untuk mengobati rasa rindu, aku akan menulis lagi tentang ketenagalistrikan.

Tapi jika menginginkan tulisan yang bernuansa teknik, mungkin agak sedikit kecewa, karena tulisan kali ini bercerita tentang Parameter Penilaian Sebuah Pembangkit di Indonesia. Tapi tidak ada salahnya kan tahu. Setidaknya menambah wawasan.

Di Indonesia ada dua parameter utama untuk mengetahui baik buruknya kinerja sebuah unit pembangkit, yakni EAF dan Nilai Efisiensi Pembangkit. Penjelasan keduanya akan dibahas berikut ini.

EAF (Equivalent Availability Factor)

EAF adalah faktor kesiapan unit pembangkit. Nilai EAF berupa perbandingan yang didapat dari kesiapan pembangkit untuk beroperasi (baik dalam kondisi stand by ataupun operasi) dibagi terhadap waktu.

Lebih detailnya lihat rumus berikut ini.

EAF = (Plant Hour (PH) – Plant Outage (Pembangkit tidak beroperasi) – Dereating (Penurunan kemampuan operasi)) / PH * 100%

Penjelasan:

Plant Hour adalah jumlah jam yang seharusnya bisa digunakan pembangkit untuk beroperasi. Karena pembangkit listrik bekerja penuh 24 jam nonstop, maka Nilai Plant Hour dari semua pembangkit listrik adalah sama 24 x 365 (jumlah hari dalam satu tahun) = 8760. Jika pembangkit tersebut mempunyai EAF 100 % artinya Pembangkit tersebut mampu bekerja penuh selama 8760 jam tanpa berhenti. Mungkinkah? Hampir tidak mungkin karena dalam satu tahun, setiap pembangkit pasti pernah mengalami Outage. Ibarat manusia, mesinpun butuh istirahat.

Lalu Apakah Outage itu. Outage adalah kondisi saat pembangkit tidak beroperasi. Outage disebabkan bermacam-macam. Ada Plant Outage atau Outage yang memang sudah direncanakan. Dalam setiap tahun pembangkit akan selalu mengalami Plant Outage yang biasanya disebut Over Haul. Lalu ada lagi Maintenance Outage. Outage jenis ini disebabkan karena pekerjaan maintenance yang urgent dan harus dilakukan saat unit stop. Karena urgent itulah biasanya unit terpaksa di stop dulu beberapa jam untuk memberi kesempatan teknisi pemeliharaan melakukan pekerjaannya. Dan jenis Outage yang terakhir adalah Forced Outage. Outage jenis ini adalah Outage yang tidak diharapkan. Outage ini disebabkan adanya gangguan dari luar sehingga menyebabkan unit stop.

Sedangkan arti dereating adalah penurunan kemampuan unit pembangkit karena gangguan. Misalnya PLTU Muara Karang Unit 4 dengan kapasitas 200 MW hanya bisa memproduksi listrik maksimal 165 MW. Itu artinya Unit 4 tsb mengalami dereating sebesar 35 MW.

Di Indonesia, fungsi EAF tidak hanya sebagai salah satu parameter utama baik buruknya kinerja tetapi juga berkontribusi sebagai salah satu sumber pendapatan Unit Pembangkit itu sendiri. Hal ini disebabkan sistem kelistrikan di Indonesia menggunakan Model Komponen dimana tarif listrik dari Pembangkit kepada PLN dinilai dari dua hal, yakni Kesiapan Unit Pembangkit (EAF) dan Penjualan Energi Listrik.

Jadi intinya, meskipun pembangkit tersebut dalam keadaan stand by (tidak beroperasi tetapi tidak dalam kondisi Outage), pembangkit tersebut sudah dibayar. Kalau Tanya jumlah duitnya, saya gak tau, he he he.

Nilai Effisiensi Pembangkit

Nilai Efisiensi pembangkit adalah ukuran untuk mengetahui seberapa efisienkah Unit Pembangkit tersebut dalam menghasilkan energi.

Pada Pembangkit Thermal berbahan bakar seperti PLTU, PLTG, PLTD nilai efisiensi utama pembangkit biasanya dihitung dari nilai NPHR atau Nett Plant Heat Rate. NPHR adalah perhitungan jumlah kalor / panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 KWh listrik. Jumlah kalori ini dihitung dari jumlah pemakaian bahan bakar. Semakin besar nilai NPHR, berarti semakin buruk kinerja dari pembangkit tersebut.

Sedangkan untuk pembangkit thermal tidak berbahan bakar seperti PLTP, aku belum tahu pasti bagaimana cara menghitung efisiensinya karena belum pernah berkunjung dan mengetahui secara pasti kinerja unit pembangkit geothermal ini.

Untuk Pembangkit berbahan bakar tergantikan dari alam seperti PLTA, PLTB dll, sebenarnya hampir tidak ada efisiensi pembangkit disana karena bahan baku pembangkitnya sendiri bisa didapat gratis. Tetapi sekarang ini air-air di waduk yang digunakan PLTA tidak dikelola oleh PLTA itu, melainkan sudah diambil alih oleh beberapa perusahaan pengelola air. Jadinya sekarang untuk memakai air tersebut, PLTA harus membayarnya. Dari itu, mungkin sekarang ada perhitungan efisiensi pembangkit untuk PLTA. Tetapi secara pastinya aku belum tahu juga.

Yah itulah satu lagi sekelumit kisah dari Unit Pembangkit. Semoga bisa menambah wawasan.

Read More......

Wednesday, April 09, 2008

Medical Check Up [Hari ke 2]

Hari ke 2 medical check up sebenarnya biasa-biasa saja. Tapi karena terlanjur bikin part 1, kurang afdol rasanya kalau gak bikin part 2.

Hari ini berangkat dari kantor lebih pagi. Jam 8.00. Ini untuk menghindari macet akibat perbaikan tol jembatan 3. Selain itu agar Mumun bisa cepat pulang karena habis shift malam. Sampai di RSCM, jam 8.45, langsung menuju tempat pengambilan foto rontgen. Ada sedikit kekecewaan di sini.

Sesampainya di depan loket, Mumun langsung menunjukkan kuitansi bukti pembayaran dan foto dengan harapan foto bisa segera diterima. Si petugas menerimanya, tetapi tidak lantas langsung mengambil hasil foto. Dia menumpuk kuitansi kami di meja dan meneruskan membaca koran sambil makan gorengan. Mumun pun bertanya.

“Pak, itu fotonya kemarin, jadi mungkin sudah jadi dan bisa diambil.“

“Nanti dulu, mas. Jam 9”

Kami semua langsung saling berpandangan.

’Yach, lagi-lagi birokrasi dan PNS males,’ batinku. ’Emang mereka jam masuknya jam berapa ya?’

Dengan dongkol kami duduk di ruang tunggu menanti jam 9 yang hanya kurang 4 menit lagi.

Empat menit kemudian, hasil foto tulang belulang kami itupun berhasil diambil dan kami langsung melesat menuju ruangan MKP kembali. Sampai disana ternyata suasana sudah cukup ramai. Di tengah keramaian itu, wajah Novi dan Mumun tiba-tiba memerah. Selidik punya selidik, ada Ervita disana. Jadilah mereka berdua mengalami dejavu.

Kami pun ngantri lagi untuk pemeriksaan fisik. Di mulai dari tensi darah, pengukuran tinggi dan berat badan, pemeriksaan tenggorokan (atau kerongkongan yach) dan daerah sekitar perut. Di tengah antrian, gang MTW datang. Tidak seperti kemarin, hari ini mereka yang terlambat. Lagi-lagi Rima membuat kegemparan di ruangan, mulai dari teriakan histerisnya saat bertemu kami plus jeritan memilukannya saat dia harus menerima vonis bahwa berat badannya naik lagi.

Setelah semuanya selesai, MTW ganks ingin mengajak makan-makan bareng sekaligus ngobrol banyak setelah lama nggak ketemu. Tapi sori banget girls, sopir kantor harus segera balik ke kantor karena jam 2 nanti beliaunya harus menjemput para operator yang akan masuk shift siang.

Yach itulah sekelumit kisah dari medical check up dua hari ini. Semoga hasilnya baik-baik saja deh.

Read More......

Monday, April 07, 2008

Medical Check Up [Hari ke 1]

Gak kerasa tes pengangkatan PJB sudah tinggal hitungan hari lagi. Si demam tampaknya sudah mulai melancarkan serangannya ke sekujur tubuhku hingga membuat panas dingin. Seluruh rangkaian tes pengangkatan dimulai hari ini, Senin (7/4/2008) ini dengan tes kesehatan. Angkatan kami yang tinggal berlima, Aku, Boombox, Mumun, Samsul dan Bang Novi, berangkat bareng2 dari kantor jam 9 pagi. Perjalanan satu jam lamanya menuju RSCM di Salemba. Tidak ada peristiwa berarti di perjalanan kecuali Samsul yang mengeluh karena sempitnya tempat duduknya dan perutnya yang mual.

Sesampainya di sana, kami langsung bergegas masuk ke Rumah Sakit. Berbekal kemampuan olah kata dan olah tubuh Mumun, sang bendahara merangkap ketua regu dan bapak rumah tangga, kami akhirnya berhasil mencapai ruangan MKP (Sori, aku lupa singkatannya). Sampai disana kami sudah disambut rombongan angkatan kami yang di Muara Tawar yakni Habib, Rima, Winda dan Vani. Rima langsung teriak histeris. Seperti itu memang kebiasaannya kalau ketemu teman lama. Setelah itu semuanya salaman. Begitu suasana kangen-kangenan mereda, Rima mengendap-endap ke arahku. Setelah jaraknya sudah cukup dekat denganku, terjadilah percakapan dengan sedikit berbisik.

Rima (R) : Sur, kamu datang sama angkatan berapa?

Surya (S) : (Menatap Rima dengan pandangan super duper heran. Lalu kemudian menatap Boombox, Novi, Samsul dan Mumun. Memastikan kalau aku nggak salah bawa orang) Angkatan sebelas semuanya. Emangnya kenapa?

R : Masak sih? Kok aku ada yang gak familiar ya wajahnya?

S : (Lagi-lagi, aku menatap keempat mahkluk liar dari Muara Karang. Kali ini dengan pandangan yang lebih tajam agar benar-benar yakin kalau gak salah comot tadi) Gak Familiar?

S dalam hati : Emang sih pembangkit punya radiasi yang gak kelihat. Tapi masa hanya dalam waktu kurang dari dua tahun wajah mereka berubah drastis?

R : (Mengangguk)

S : Yang kamu gak kenal yang mana? Aku tunjuk satu-satu ya, lalu kamu sebutin nama.

R : Aku taunya Kamu, Mumun sama Boombox

Dieng… dasar nasibmu Sul, Nov….

Setelah itu MTW ganks cabut dari ruangan MKP untuk tes rontgen.

Kami berlima lalu diberi dua lembar kertas untuk diisi yang dilanjut dengan pengambilan sample urin dan darah. Selesai mengisi formulir, Mumun dan Boombox melesat duluan ke kamar mandi. Setelah itu giliran Aku, Samsul dan Novi. Sampai pada saat pengambilan sampel Samsul, tidak ada kejadian berarti. Ketika giliran Novi, terdengar teriakan melolong dari kamar mandi.

“Aduh, pipisnya kelebihan.”

Terus begitu Novi keluar dari kamar mandi, aku dan samsul yang menenteng botol sampel urin di tangan takjub melihat kedua tangan Novi yang kosong.

“Nov, kamu taruh mana pipismu?”

Dengan bangga dia menepuk kantong bajunya.

Aku langsung mual dibuatnya.

Setelah urin, lalu darah. Mumun, Boombox dan Aku diambil darahnya dengan sukses. Ketika giliran samsul, susternya jadi grogi. Mungkin kagum melihat kegantengan Samsul yang memang hanya sedikit saja orang yang tau. Kami berempat termasuk mahkluk yang tidak bisa melihat kegantengan samsul baik dari sedotan sekalipun. Akibat grogi itu, Tangan samsul pun jadi korban. Hingga dua tusukan di siku kiri ditambah satu tusukan di siku kanan, darah samsul tak mau keluar. Mungkinkah Samsul juga grogi karena kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit si suster? Gak ada yang tahu kecuali samsul. Baru di tusukan keempat, darah akhirnya mengucur. Novi yang menjadi satu-satunya yang belum disuntik jadi nervous melihat peristiwa yang dialami Samsul. Berkali-kali dia menghirup minyak angin cap kapak untuk menghilangkan nervousnya.

Giliran Novi….

Suster pun berganti. Suster yang lama tampaknya frustasi setelah gagal mengambil darah Samsul dengan sukses sekali tusuk. Harusnya kabar baik bagi Novi. Tapi ternyata tidak. Sejak mengambil duduk di bangku suntik, mendadak wajahnya memucat. Pandangannya menatap kosong ke arah tumpukan botol urin sambil sesekali menghirup minyak kapak andalannya. Sang Suster tampaknya menyadari kenervousan si Novi. Sambil menyeka dan mengeringkan siku Novi, sang suster mengajaknya ngobrol.

“Dari kantor tadi berangkat jam berapa, Mas?”

Tidak ada jawaban dari Novi. Wajahnya masih pucat. Bibirnya pun mulai memutih.

Sang Suster mulai mengambil jarum suntik baru, membuka bungkusnya dan melepas menutup jarumnya. Jarum itu sekarang sudah terhunus didepan siku Novi.

“Tadi kesininya naik apa, Mas?” tanya si suster sambil mulai menyuntik.

Masih tidak ada jawaban dari Novi. Kami pun mulai bereaksi. Ketawa paling keras datang dari Boombox. Dia bahkan sampai berguling-guling di lantai hingga menimbulkan gempa lokal. Samsul pun ikut ketawa dan sedikit bisa melupakan empat tusukan di sikunya. “Ealah Nov, dasar Nak-kanak children,” dengan logat sok madura.

Bahkan sampai ketika Suster mencabut jarumnya dan acara pengambilan darah sudah selesai, Novi masih tetap terdiam tanpa ekspresi.

Acara di ruang MKP pun selesai. Kami cabut menuju ruang radiology untuk rontgen. Gak ada lagi peristiwa menarik kecuali calon dokter bernama Ervita yang diincar Mumun (Pantesan ni anak disuruh duduk di ruang tunggu gak mau. Malah milih berdiri ria di depan loket) serta bertatap muka langsung dengan Tompi (sayang Tompinya gak sempat digebukin buat diajak poto bareng karena keburu ngacir)

Oke, habis foto, langsung balik kantor dan kejebak macet. Yah biasalah, namanya juga Jakarta. Acara med check ini dilanjut besok selasa (8/4/2008). Semoga bisa ketemu artis lagi. Yah siapa tau tiba-tiba Sandra Dewi atau Dian Sastro kesasar di RSCM.

Read More......

Travelling Ke Kampung Daun, Lembang

Minggu ini aku beruntung banget. Gara-gara nemenin Dewi (yang lagi kerja praktek di Bogor) ke rumah saudaranya di daerah Tambun, Bekasi, akhirnya diajak jalan-jalan sekalian ke Lembang. Mereka pingin ke tempat yang namanya kampung daun.

Kalau dilihat dari alasan kenapa mereka berniat traveling kesana, ternyata alasan klasik orang Jakarta, “cari suasana baru”. Dan ternyata itu sudah menjadi kebiasaan mereka setiap hari minggu menghabiskan waktu ke tempat-tempat rekreasi seperti Bogor, Puncak, Bandung dll. Kalau dulu aku hanya bisa membayangkan bagaimana kehidupan keluarga-keluarga kaya Jakarta yang setiap weekend dihabiskan di luar kota, sekarang aku melihat langsung dengan mata kepala sendiri.

Beberapa menit menjelang keberangkatan, baru ketahuan kalau ternyata mereka belum pernah ke Kampung Daun sebelumnya. Sehingga aku yang sudah terlanjur menjawab “iya” waktu ditanya, “Sudah pernah ke kampung daun, Sur?” langsung didaulat jadi navigator. Aku nyaris pingsan dibuatnya. Aku memang pernah kesana waktu survey Family Gathering dulu. Tapi waktu itu aku cuman ngikut aja kemana mobil berjalan tanpa tau jalannya. Cuman dulu aku sempat denger salah seorang dari rombongan surveyor bilang “Keluar Tol Pasteur”, akhirnya kata-kata itu yang kujadikan pegangan. Entar setelah keluar tol mau ngapain, itu urusan belakangan. Bisa nanyak2. Bukankan pepatah mengajarkan, Malu bertanya, jangan bertanya.

Tidak seperti biasanya, ternyata feelingku memang benar-benar terpercaya. Setelah keluar Pasteur, perjalanan menjadi mudah. Aku langsung teringat semuanya. Setelah berjalan lurus melewati lampu merah pertama, mobil langsung kunavigasikan untuk ambil jalan kiri menuju ke arah setiabudi. Setelah itu lurus terus melewati Mal Paris Van Java dan Universitas Pendidikan Indonesia alias UPI (kata Alan plesetannya Universitas Padahal IKIP. Usil banget yakzzz, he he he).

Setelah melewati UPI, tepatnya didepan terminal Ledeng, tampak Papan besar bertuliskan Kampung Daun sekaligus penunjuk arahnya. Mobil pun berbelok menuju tanda panah sekaligus masuk ke arah JL Sersan Bajuri. Dari JL Sersan Bajuri, aku tinggal ikuti penunjuk arah yang banyak tersebar di jalan. Aku membaca setiap penunjuk arah dengan seksama dan hati-hati karena Kampung Daun letaknya berada didalam komplek perumahan.

Setelah menempuh sekitar 5 km dari ujung jalan Sersan Bajuri, mobilpun akhirnya sampai juga di Kampung Daun.

Suasana di Kampung Daun ini memang cukup sejuk. Terdapat puluhan saung mulai dari kapasitas untuk 4 orang hingga untuk rombongan besar sekitar 25 orang. Disana juga terdapat jembatan kayu dengan jeram kecil mengalir dibawahnya. Bagi orang kota yang menginginkan suasana segar dan alami, tempat ini memang cocok.

Ketika kami datang pukul 10.30, suasana masih sepi. Kampung daunnya sendiri sebenarnya belum resmi buka. Makanan pun baru bisa dipesan jam 11 siang. Untuk mengisi waktu, kami pun bernarsis ria di depan kamera sampek puas.

Menjelang tengah hari, suasana sudah sangat ramai. Hampir semua saung sudah berpenghuni. Kami pun memutuskan untuk menyudahi sesi pemotretan.

Akhirnya tibalah saatnya makan siang. Kami memesan 2 gurami goreng dan 1 gurami bakar serta beberapa porsi ayam bakar dan nasi goreng. Tetapi ternyata rasa dari masakan-masakan ini tidak sesuai ekspektasiku. Bukan hanya aku ternyata, tetapi hampir seluruh anggota rombongan. Gurami gorengnya kurang gurih, sedangkan gurami bakarnya kurang sedap. Pilihan rasanya pun kurang. Tidak ada bumbu asam manis maupun bumbu pedas.

Setelah makan, kami pun beristirahat, menghabiskan waktu di saung. Dasar memang keluarga ini niatnya cari suasana, bukannya pindah makan. Jadinya habis makan mereka bukannya langsung pulang, tapi malah berlama-lama di Saung. Ketika saung lain sudah berganti dua hingga tiga kali penghuni, saung kami masih berpenghuni tetap. Kelihatannya pengelolanya geram kali ya sama rombonganku. Tapi apa mau dikata, customer adalah raja, kekekekekekekeke.

Tapi mereka juga tahu diri. Sesekali mereka memesan beberapa makanan kecil dan minuman penghangat buat camilan mulai dari batagor, sekoteng, bajigur, siomay hingga pisang goreng.

Untunglah akhirnya jam 15.30, mereka merasa sudah puas beristirahatnya. Kami pun pulang. Dan acara traveling hari ini berakhir sudah.


Read More......
 

Copyright(r) by wongkentir