Gak kerasa tes pengangkatan PJB sudah tinggal hitungan hari lagi. Si demam tampaknya sudah mulai melancarkan serangannya ke sekujur tubuhku hingga membuat panas dingin. Seluruh rangkaian tes pengangkatan dimulai hari ini, Senin (
Sesampainya di
Rima (R) : Sur, kamu datang sama angkatan berapa?
Surya (S) : (Menatap Rima dengan pandangan super duper heran. Lalu kemudian menatap Boombox,
R : Masak sih? Kok aku ada yang gak familiar ya wajahnya?
S : (Lagi-lagi, aku menatap keempat mahkluk liar dari Muara Karang. Kali ini dengan pandangan yang lebih tajam agar benar-benar yakin kalau gak salah comot tadi) Gak Familiar?
S dalam hati : Emang sih pembangkit punya radiasi yang gak kelihat. Tapi masa hanya dalam waktu kurang dari dua tahun wajah mereka berubah drastis?
R : (Mengangguk)
S : Yang kamu gak kenal yang mana? Aku tunjuk satu-satu ya, lalu kamu sebutin nama.
R : Aku taunya Kamu, Mumun sama Boombox
Dieng… dasar nasibmu Sul, Nov….
Setelah itu MTW ganks cabut dari ruangan MKP untuk tes rontgen.
Kami berlima lalu diberi dua lembar kertas untuk diisi yang dilanjut dengan pengambilan sample urin dan darah. Selesai mengisi formulir, Mumun dan Boombox melesat duluan ke kamar mandi. Setelah itu giliran Aku, Samsul dan
“Aduh, pipisnya kelebihan.”
Terus begitu
“Nov, kamu taruh mana pipismu?”
Dengan bangga dia menepuk kantong bajunya.
Aku langsung mual dibuatnya.
Setelah urin, lalu darah. Mumun, Boombox dan Aku diambil darahnya dengan sukses. Ketika giliran samsul, susternya jadi grogi. Mungkin kagum melihat kegantengan Samsul yang memang hanya sedikit saja orang yang tau. Kami berempat termasuk mahkluk yang tidak bisa melihat kegantengan samsul baik dari sedotan sekalipun. Akibat grogi itu, Tangan samsul pun jadi korban. Hingga dua tusukan di siku kiri ditambah satu tusukan di siku kanan, darah samsul tak mau keluar. Mungkinkah Samsul juga grogi karena kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit si suster? Gak ada yang tahu kecuali samsul. Baru di tusukan keempat, darah akhirnya mengucur.
Giliran Novi….
Suster pun berganti. Suster yang lama tampaknya frustasi setelah gagal mengambil darah Samsul dengan sukses sekali tusuk. Harusnya kabar baik bagi
“Dari kantor tadi berangkat jam berapa, Mas?”
Tidak ada jawaban dari
Sang Suster mulai mengambil jarum suntik baru, membuka bungkusnya dan melepas menutup jarumnya. Jarum itu sekarang sudah terhunus didepan siku
“Tadi kesininya naik apa, Mas?” tanya si suster sambil mulai menyuntik.
Masih tidak ada jawaban dari
Bahkan sampai ketika Suster mencabut jarumnya dan acara pengambilan darah sudah selesai,
Acara di ruang MKP pun selesai. Kami cabut menuju ruang radiology untuk rontgen. Gak ada lagi peristiwa menarik kecuali calon dokter bernama Ervita yang diincar Mumun (Pantesan ni anak disuruh duduk di ruang tunggu gak mau. Malah milih berdiri ria di depan loket) serta bertatap muka langsung dengan Tompi (sayang Tompinya gak sempat digebukin buat diajak poto bareng karena keburu ngacir)
Oke, habis foto, langsung balik kantor dan kejebak macet. Yah biasalah, namanya juga
0 Comments:
Post a Comment