Thursday, May 22, 2008

Pelajaran dari Bayern Muenchen

Akhirnya setelah hampir setahun gak nonton timnas live, kerinduan itu terobati kemarin. Kali ini gak tanggung-tanggung lawannya, penguasa bundesliga FC Hollywood, Bayern Muenchen.

Meski hanya berlabel pertandingan persahabatan, ternyata pertandingan tetap diminati. Hal ini dibuktikan dengan hampir penuhnya kapasitas GBK. Pertandingan kali ini, aku nonton bareng Bram, Ali, Doni dan Son. Nontonnya tetep dari tribun atas alias tribun yang tiketnya paling murah, he he he. Ngirit mode : on. Dari banderol 25 ribu rupiah, ternyata aku cuman membayar 20 ribu rupiah di calo. Tumben banget calo hari ini, jual tiket dibawah banderol. Emang dia dapat dari panitia berapa yach??

Jam ½ 6, aku masuk stadion. Pertama kali mata melihat ke arah stadion, perutku rasanya mau muntah. Kondisi lapangan buruk sekali. Tampak seperti baju warna hijau yang penuh tambalan di sana sini. Memalukan sekali rasanya menjamu tim sekelas Bayern Muenchen di lapangan tarkam kayak gini. Apalagi jika pertandingan ini ditayangkan oleh negara lain, mau ditaruh mana wajah bangsa ini. Gak salah lagi, stadion pasti rusak gara2 acara memperingati 100 tahun kebangkitan nasional kemarin. Yach, gak bisa disalain sih acaranya, karena peringatan 100 tahun kebangkitan nasional juga penting bagi negeri ini.

Oke, sekarang kembali ke pertandingan.

Bayern Muenchen bertanding melawan timnas minus beberapa bintangnya yang saat ini tengah mengikuti training persiapan Euro 2008. Dari sederet nama di starting line up hanya Oliver Kahn, Mark Van Bommel dan Ze Roberto saja yang namanya terdengar akrab di telinga gibol tanah air. Ini sempat membuat banyak kalangan menilai Bayern Muenchen gak serius dan asal-asalahn. Padahal kalau mau mencari data-data dari internet, pemain-pemain yang dibawa Otmar Hitzfield ini benar-benar berkualitas. Tengok saja.

Dari kiper, Oli Kahn & Rensing, semua tau reputasi kedua pemain ini. Walaupun Rensing cadangannya Kahn, dia punya caps nasional juga lho.

Bek, Breno Borges, ini kapten timnas Brasil U-23. Timnas Brasil GITU LOH!
Andreas Ottl, maen di timnas U-21 Jerman bareng Philip Lahm dkk, yah timnas lagi. Ze Roberto, semua tau lah pemain ini punya kelas walaupun udah veteran. Tengahnya ada Van Bommel, pemain yg selalu maen di klub2 besar Eropa. Nyaris dipanggil ke timnas Belanda untuk EURO 2008.

Jose Ernesto Sosa, pemain ini nyaris dibeli S.S. Lazio sebelum akhirnya maen di Munchen. Gile aja masih muda udah jadi inceran klub2 gede. Toni Kroos, gileee ini pemain terbaik piala dunia U-17. Calon Kaka masa depan nih. Tetep levelnya masih di atas midfielder terbaik timnas Indonesia walaupun umurnya masih 18 taun! Penyerangnya, Schlaudraff, walaupun kita tidak pernah mendengar namanya, believe me, ini pemain levelnya 3 tingkat di atas Bambang Pamungkas.

Musim depan mau dibeli Hannover karena kalah bersaing ama Luca Toni, Podolski & Klose. Gileee ini pemain kelasnya liga utama di Jerman gitu loh...

Dan pada akhirnya, meski dengan pemain yang dianggap ”asal-asalan” oleh media Indonesia, timnas gak sanggup berbuat banyak. Semua sudah tau kan skornya. Timnas dibikin ancur 1 – 5. Sebenarnya kalau menurutku, masih untung tuh kalahnya 1 – 5. Kalau Bayern mau serius, main tempo tinggi dengan spirit khas jerman, bisa-bisa kalah selusin gol bersarang ke gawang Jendri or Markus. Atau malah bisa lebih banyak lagi.

Jadi masih ada yg bilang kita kalah 1-5 itu menyedihkan?

Udah lumayan hebat menurutku si BP bisa ngebobol Rensing. Di liga Jerman sono, striker pada pusing ngadepin ni orang. Bahkan Inzaghi dan Kaka pernah dibuat mati kutu sama kiper yang satu ini waktu di perempat final Liga Champion 2006/2007.

Ini lah faktanya, sepakbola kita jauh, jauh dan jauh ketinggalan. Yg dateng kemaren adalah raksasa buat timnas kita. Kalo perlu, sebenarnya timnas harus dihajar 10-0 supaya lebih semangat/ terpacu untuk meningkatkan kemampuannya. Supaya para pemainnya gak keburu sombong kalau hanya hebat di tingkat nasional saja. Supaya nyadar kalau di level internasional, kita bisa dihancurkan dengan sangat mudah.

Semoga pelajaran dari Bavaria ini membuat timnas Indonesia semakin maju.

0 Comments:

 

Copyright(r) by wongkentir