Monday, September 08, 2008

Berita Boombastis

Sabtu siang kemarin sebuah kabar bombastis kubaca dari running text sebuah stasiun televisi swasta yang katanya nomor satu di bidang media pemberitaan. Mata masih belum melek sempurna, nyawa masih belum lengkap, reflek tanganku memencet tombol on di remote tv. Klik, tipi menyala dan langsung masuk ke tv yang katanya nomor satu di pemberitaan itu. Sebuah running text tak sengaja ku baca dan membuatku terhenyak..

“… Jakarta kehilangan 200 MW karena PLTU Muara Karang Meledak….. “

‘Busyet Mkr (singkatan dari Muara Karang) meledak?’, batinku.

Segera aku keluar kamar dan menuju kamar salah seorang temen kos yang kebetulan juga rekan kerjaku di Mkr dan bertugas sebagai operator unit. Sebuah perbincangan terjadi. Dengan bahasa jawa tentunya, karena temanku juga wong jowo.

“Jeee, unit meledak ta??”

“Enggak, Cuma trafone Switch Yard sing meledak.”

“Ealah, tak kirone meledak je..”

“Nek meledak yow is rame Sur. Suarane pasti krungu soko kene.”

“Oh iyo yo.”

“Ngerti teko ndi Sur?”

“Gak iki mau tangi turu, nontok tivi, Moro-moro onok tulisan mlaku sing mberitakno nek PLTU Muara Karang meledak.”

“Wah, berlebihan beritae. Gak onok opo-opo. Cuman trafo meledak. Tapi efekke unit mati kabeh. Muara Karang black out lokal.”

“ooooo, yo wes, suwun Je.”

Dan percakapan itupun berakhir. Beberapa saat kemudian, hapeku berdering. Ternyata dari Ayahku. Beliau pun menanyakan hal yang sama. Tentang pemberitaan meledaknya PLTU MKR.

Ternyata televisi yang ngakunya nomor satu di bidang pemberitaan pun bisa salah menyampaikan berita. Mereka memang benar-benar gak tahu dengan permasalahan, atau memang sengaja membesar-besarkan berita supaya banyak yang nonton ya?? Kalau memang ga tahu, kenapa tidak cross cek dulu ke lapangan dan menanyakan dulu apa yang terjadi kepada nara sumber yang lebih ahli. Dalam masalah ini ahli kelistrikan misalnya.

Oke deh, begitu aja tulisan kali ini. Kepada pihak media pemberitaan, tulisan ini semoga bisa menjadi kritik untuk bisa lebih berkembang dalam menyampaikan berita yang lebih akurat.

0 Comments:

 

Copyright(r) by wongkentir