Hari ini seneng banget. Harapan untuk nonton kembali pertandingan internasional timnas Indonesia di Jakarta kembali terwujud. Kali ini dalam rangka Pra Piala Dunia 2010.
Sejak beberapa hari sebelumnya aku sudah berkoar-koar kesana kemari, baik dari mulut ke mulut, maupun melaui email untuk ngajakin semua teman-temanku yang tengah berada di
Sebuah email yang kutulis untuk minta dukungan teman-temanku
Rek....
Masih ingat dengan Ivan Kolev, Ponaryo, Bambang Pamungkas, Firman
Utina, Budi Sudarsono dkk? Masih Ingat dengan Timnas
Aku yakin semuanya pasti masih ingat...... Masih terngiang di kepala, betapa menawan dan lugasnya permainan timnas di Piala Asia Juli kemarin.
Kita boleh gagal memenuhi target lolos dari putaran grup, tapi aku dan mungkin hampir seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan perjuangan mereka baik di televisi atau langsung di senayan sangat bangga. Kebanggan yang mungkin sudah lama hilang.
Tanpa koor dari dirigen, lagu
Rek,
Jumat Besok (9/11), Timnas Garuda akan kembali berlaga. Kali ini eventnya Pra Piala Dunia 2010 2nd Round. Lawannya
Rek,
Aku tahu kita semua kecewa dengan pengurus2 PSSI. Persetan dengan mereka semua. Mereka adalah tikus-tikus kotor yang merusak sepakbola kita. Kita boleh menghujat mereka, kita boleh melempar mereka dengan tomat busuk dsb.
Tapi,
Timnas Butuh dukungan. (Untuk sementara kita lupakan pssi dan pengurusnya yang gak karuan tingkahnya). Caranya, bagi yang tidak di
We're already with you
Even if we can't stay with you
Grab those flag
And sing our song
It'll be enough
Sure enough
Pertandingan kali ini juga tampaknya akan diwarnai dengan demo suporter yang menuntut mundur ketua umum PSSI yang tengah masuk bui. Gimana nasib sepakbola Indonesia jika pemimpinnya aja kriminil. Tapi dasar PSSI gak tau diri. Udah jelas-jelas si Nurdin bersalah, eh tetep aja dibelain dan gak mau ngganti ketua. Dasar goblokkkk!!!
Sudah ah, aku males kalau ngomongin PSSI. Kita kembali ke topik semula, Timnas Indonesia.
Pukul 4 teng, setelah pulang kantor, kami pun bergegas menuju Gelora Bung Karno. Dengan rute menuju stasiun kota terlebih dahulu, untuk kemudian berpindah naik busway. Tiket sudah ditangan. Aku dan Ryan sudah membeli beberapa jam sebelumnya. Kategori 4, harga 10.000. Harga yang cukup murah untuk sebuah partai internasional. Tiket kelas ekonominya ligina aja minimal 15 ribu rupiah untuk tim besar sekelas Persebaya, Persija ataupun Persita.
Setelah sholat maghrib, kami pun segera bergegas menuju Stadion. Disana kami bergabung dengan 30 ribuan supporter yang sudah bergemuruh. Wajah mereka penuh keceriaan dan percaya diri bahwa kali ini timnas akan mampu memukul
Tapi 2 jam kemudian keadaan menjadi berbeda. Di luar dugaan, timnas kehilangan fighting spiritnya. Hilang sudah kenangan indah Piala Asia yang baru beberapa bulan lalu lewat. Markus Horison yang dielu-elukan di penghujung Piala Asia kemarin ternyata jadi pesakitan. 4 Gol bersarang di jalanya dan salah satunya karena blundernya yang fatal. Kordinasi lini belakang yang kacau balau dan ini sudah cerita lama timnas yang turun temurun dari generasi ke generasi.
Lini tengah dan depan masih cukup lumayan lah, sayangnya penyelesaian terakhir Bambang Pamungkas sangat buruk. 2 kali peluang emas tinggal berhadap-hadapan dengan kiper terbuang percuma. Padahal keadaan saat itu masih 0 – 0. Andai saja 2 peluang emas tersebut bisa diwujudkan, tidak mustahil keadaan bisa berubah. Tapi mungkin ini juga adalah salah satu yang membuat mental timnas runtuh. Saat tengah asyik menyerang dan menciptakan banyak peluang dengan konfidensi tinggi, eh tiba-tiba satu serangan balik cepat dari Syria berakhir dengan gol yang sangat mudah.
Runtuhlah mental timnas, dan gol demi gol Syria bersarang dengan begitu mudah.
Yah apa mau dikata, timnas sudah kalah. Meski peluang masih ada leg kedua di Damaskus, minggu depan, tapi sangat-sangat kecil. Berat sekali untuk mengejar defisit 3 gol di kandang lawan dengan dukungan suporter yang sangat banyak.
Menyesal? Pasti. Karena pasti masih sangat lama menunggu event internasional dimana timnas
“Gagal maning, gagal maning Son.“
Tapi meski gagal dan gagal, aku tidak akan lelah mendukungmu Garuda. Kutunggu lagi kiprahmu, dan jangan kuatir, aku akan selalu menyertaimu....
Hiduplah Indonesia Raya!!!!
0 Comments:
Post a Comment