Piala Asia sudah berakhir bagi Indonesia. Tetapi buat aku, partai final tampaknya sulit sekali untuk ditinggalkan. Bagaimanapun juga, sebuah kejuaraan yang ditunggu-tunggu adalah partai finalnya. So, meski harga tiket tidak diturunkan seperti partai perempat final, aku tetap pingin banget nonton. Kali ini timku hanya 3 orang, aku, mas Indra Budi sama Dewi yang maksain pingin ikut. Katanya sih pingin ngerasain nonton langsung pertandingan sepakbola.
Sebenarnya tim yang bertanding diluar keinginanku. Aku seh pingin nonton Jepang, ngelihat aksinya Shunsuke Nakamura sama Naohiro Takahara. But, mau gimana lagi, Jepang sudah menyerah sama Arab di semi final, dan aksinya hanya bisa disaksikan langsung oleh saudara2 sebangsaku di palembang.
Awalnya aku merasa partai final ini akan sepi penonton. Tapi di luar dugaan, ternyata ada sekitar 60000 penonton yang hadir (data dari afc). Sejak berangkat dari kos, aku sudah memutusan untuk menjadi supporter Iraq. Harapan agar sebuah negeri 1001 malam yang damai jika timnas Iraq juara serta sakit hati saat timnas dikalahkan arab Saudi di pertandingan grup menjadi motivasiku mendukung iraq.
Finalnya benar-benar seru. Gak rugi nonton langsung. Meski bukan timnas indonesia yang bermain, atmosfer pertandingannya masih terasa. Hampir semua penonton Indonesia ternyata sehati denganku. Mereka kebanyakan mengalihkan dukungannya ke Iraq. Sorakan Iraq! Iraq! Terus bergema di stadion yang membuat timnas Iraq serasa bermain di kandang sendiri. Bisa dibayangkan betapa semangatnya tim Iraq begitu mengetahui dukungan pendukung tuan rumah dialihkan untuk mereka.
Tak ayal, begitu kick off dimulai, mereka langsung memainkan permainan menyerang seperti layaknya tim yang bermain di kandang sendiri. Permainan pendek dari kaki ke kaki serta ditambah lagi dengan aksi dua bek gundul, Basim dan Jasim yang berulang kali bersalto membuat para penonton semakin bersemangat mendukung Iraq.
Tapi sayang, hingga babak pertama usai, kedudukan masih sama kuat 0 – 0. Di babak kedua, permainan masih dibawah kendali Iraq. Akhirnya setelah menunggu selama 73 menit, gol itupun dating. Berawal dari tendangan sudut, kapten Younis Mahmoud yang tak terkawal langsung menyundul bola dan goll. Cukup satu gol bagi Iraq untuk menjadi juara baru Asia.
Penonton tampak sangat puas. Apalagi pesta akbar sepakbola asia 4 tahunan itu diakhiri dengan pesta kembang api yang sangat indah. Senyum mengembang juga tampak dari wajah presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski sempat ada insiden lucu saat paspanpres berusaha mengeluarkan presiden dari kerumunan pemain iraq yang berpesta. Beliau tampak sangat puas dan bangga Indonesia berhasil menggelar final dengan sukses. Ketakutan bahwa partai final ini akan spei penonton ternyata tidak terbukti.
Selamat tinggal pesta Piala Asia. Entah kapan lagi kita bisa menggelar event besar seperti ini. Maju terus sepakbola Indonesia.
Sebenarnya tim yang bertanding diluar keinginanku. Aku seh pingin nonton Jepang, ngelihat aksinya Shunsuke Nakamura sama Naohiro Takahara. But, mau gimana lagi, Jepang sudah menyerah sama Arab di semi final, dan aksinya hanya bisa disaksikan langsung oleh saudara2 sebangsaku di palembang.
Awalnya aku merasa partai final ini akan sepi penonton. Tapi di luar dugaan, ternyata ada sekitar 60000 penonton yang hadir (data dari afc). Sejak berangkat dari kos, aku sudah memutusan untuk menjadi supporter Iraq. Harapan agar sebuah negeri 1001 malam yang damai jika timnas Iraq juara serta sakit hati saat timnas dikalahkan arab Saudi di pertandingan grup menjadi motivasiku mendukung iraq.
Finalnya benar-benar seru. Gak rugi nonton langsung. Meski bukan timnas indonesia yang bermain, atmosfer pertandingannya masih terasa. Hampir semua penonton Indonesia ternyata sehati denganku. Mereka kebanyakan mengalihkan dukungannya ke Iraq. Sorakan Iraq! Iraq! Terus bergema di stadion yang membuat timnas Iraq serasa bermain di kandang sendiri. Bisa dibayangkan betapa semangatnya tim Iraq begitu mengetahui dukungan pendukung tuan rumah dialihkan untuk mereka.
Tak ayal, begitu kick off dimulai, mereka langsung memainkan permainan menyerang seperti layaknya tim yang bermain di kandang sendiri. Permainan pendek dari kaki ke kaki serta ditambah lagi dengan aksi dua bek gundul, Basim dan Jasim yang berulang kali bersalto membuat para penonton semakin bersemangat mendukung Iraq.
Tapi sayang, hingga babak pertama usai, kedudukan masih sama kuat 0 – 0. Di babak kedua, permainan masih dibawah kendali Iraq. Akhirnya setelah menunggu selama 73 menit, gol itupun dating. Berawal dari tendangan sudut, kapten Younis Mahmoud yang tak terkawal langsung menyundul bola dan goll. Cukup satu gol bagi Iraq untuk menjadi juara baru Asia.
Penonton tampak sangat puas. Apalagi pesta akbar sepakbola asia 4 tahunan itu diakhiri dengan pesta kembang api yang sangat indah. Senyum mengembang juga tampak dari wajah presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski sempat ada insiden lucu saat paspanpres berusaha mengeluarkan presiden dari kerumunan pemain iraq yang berpesta. Beliau tampak sangat puas dan bangga Indonesia berhasil menggelar final dengan sukses. Ketakutan bahwa partai final ini akan spei penonton ternyata tidak terbukti.
Selamat tinggal pesta Piala Asia. Entah kapan lagi kita bisa menggelar event besar seperti ini. Maju terus sepakbola Indonesia.
0 Comments:
Post a Comment