Pertandingan ini Indonesia melawan Korea Selatan ini dilangsungkan hari rabu jam ½ 6 sore. Awalnya aku niatnya nontonnya pulang jam kantor langsung.
Tapi ternyata Boombox dan Bram berpendapat lain. Saran mereka, jam 3 sore kami sudah harus keluar dari kantor, agar kebagian tempat duduk, tidak ketinggalan mendengar lagu kebangsaan dan juga kick off. Boombox dan Bram belajar dari pengalaman waktu nonton pertandingan
Alhasil tepat jam 3 sore, kami pun langsung bergegas ngabur dari kantor. (Dosa gak ya, kan niatnya kabur dari ngantor gak untuk main2 juga, tapi untuk dukung timnas. Semoga Allah mengampuni dosaku ini, amien).
Tepat jam 4 sore kami pun tiba di pelataran stadion setelah menempuh perjalanan dengan kopami 02 dan berpindah ke bus transjakarta dari stasiun kota. Setelah sholat ashar, kami pun segera masuk stadion.
Awalnya ada niatan cari-cari kaus lagi karena ada pesenan dari teman untuk mbeliin kaus, tapi berhubung pertandingan akan dimulai sesaat lagi, kami pun buru-buru masuk stadion. Kekuatan tim kami hari ini kembali jadi 5 orang, aku, bang napi, boombox, bram n mas indra budi. Untuk kali ini kami mencoba untuk suasana baru, jadinya kami memilih sektor 22 sebagai lokasi menonton.
Ketika lagu Indonesia raya di kumandangkan, serentak tanpa perintah protokoler dan dirigen semua penonton berdiri dan ikut menyanyikan lagu Indonesia raya. Suasana yang mengharukan. Mataku sampek berkaca-kaca. Bahkan seorang anak punk di belakangku sempat meneteskan air mata. Bukti bahwa sepakbola bisa mempersatukan kita.
Pertandingan tampak berat sebelah. Awalnya sempet kaget begitu melihat seorang markus horison yang dipercaya Ivan Kolev menjaga gawang merah putih, tetapi ternyata itu keputusan yang tepat. Gawang Tim Garuda tampak kokoh dikawal si markus. Serangan korea benar-benar membuat ketar-ketir. Dan akhirnya satu gol pun bersarang ke gawang Indonesia. Bukan sepenuhnya kesalahan si Markus, karena bola tendangan si korea sempat membentur dulu tubuh M Ridwan sehingga bola arahnya menjadi tak terduga. 1 – 0, dan itu bertahan hingga akhir pertandingan. Semuanya kecewa.
Penonton kecewa, bahkan tak sedikit yang menangis. Para pemain terkulai lemas di lapangan. Dari layar yang terdapat di stadion, aku bisa melihat wajah sayu Markus Horison dan M Ridwan. Hanya Bambang Pamungkas yang tampak tegar. Sang deputi kapten ponaryo astaman itu tampak mengangkat rekan-rekannya yang terkulai. Sebuah adegan yang memilukan.
Tapi kekecewaan penonton hanya beberapa menit saja. Setelahnya mereka semua berdiri. Sebuah standing ovation dengan disertai tepukan dan sorakan membahana “
Thanks Yandri, Ridwan, Charis, Maman, Richardo, Ponaryo, Eka, Syamsul, Mahyadi, Firman, Budi, Ellie, Bambang, Markus, Feri, Ismed, Erol, Atep dan Kolev. Good Job!!!
0 Comments:
Post a Comment