Friday, February 29, 2008

Siklus Desal (Desalination Plant)

Desalination Plant atau Desal adalah Plant yang digunakan untuk mengolah air laut untuk dijadikan air tawar / air baku produksi. Didalam unit pembangkit peran Desal sangat diperlukan karena menyediakan air sebagai bahan baku produksi listrik.

Sebenarnya ada 2 prinsip kerja Desalination plant, tetapi hanya kuambil satu, karena hanya satu itu yang lumayan ngerti dan pernah ikut naik turun dan lari-lari untuk mengoperasikannya. Ya, meski saat ini lebih banyak berkutat didepan komputer dan bisa dibilang awam sama yang namanya unit, tapi pernah jadi operator unit juga selama satu bulan dalam rangka pengenalan unit pembangkit.

Dalam system kerja Desal, yang pertama diperhatikan adalah menurunkan tekanan pada ruang pengolahan air / Chamber yang dikenal dengan sebutan Vakum. Dengan menurunkan tekanan udara pada chamber, maka nantinya air tidak harus menunggu suhu 100 derajat celcius untuk mendidih dan menguap. Hal ini menggunakan logika pendaki gunung. Saat si pendaki memasak air di puncak gunung, tidak sampai 100 derajat celcius air sudah mendidih. Hal ini dikarenakan tekanan udara di puncak gunung lebih rendah daripada di dataran rendah.

Membuat vakum di ruang chamber dilakukan dengan cara menyemprotkan uap pada ruang chamber. Uap ini nantinya akan keluar bersama udara dan kemungkinan sisa-sisa air yang menempel di dalam chamber melalui ejector. Pada awal operasi, ejector mengeluarkan suara yang super bising, karena tidak hanya udara yang keluar, tetapi juga titik-titik air. Jika ingin membayangkan prinsip kerja tekanan uap dan ejector, bisa melihat pada prinsip kerja obat nyamuk semprot yang berbentuk seperti pada gambar berikut ini.

Anggap saja tabung tekan (P1) adalah ejector, sedangkan tabung yang berisi minyak obat nyamuk adalah chamber (P3). Pada awalnya tekanan di P1, P2 dan P3 sama.

Ketika pada tabung tekan diberi tekanan, maka otomatis tekanan udara di P1 menjadi tinggi. Udara keluar melalui lubang kecil (P2). Tekanan di P2 otomatis menjadi sangat rendah, karena Tekanan (P) dan Luas penampang (A) berbanding terbalik. Karena tekanan di P2 rendah, cairan yang terdapat di P3 menjadi tersedot ke luar karena seolah-olah tekanan di P3 lebih besar dari P2. Bukannya prinsip udara / air adalah bergerak ke tempat yang bertekanan lebih rendah.

Begitu juga prinsip kerja ejector pada desal. Saat pertama kali Desal distart, maka titik-titik air di dalam chamber juga akan ikut keluar karena ikut terseret oleh aliran tekanan uap. Pada akhirnya jika vakum telah tercapai, maka yang keluar dari ejector tinggal uap saja.

Oke sekarang vakum telah tercapai. Maka kita mulai mengalirkan air laut ke dalam chamber.

  1. Air laut di pompa oleh Sea water pump (Lihat Nomor 1 pada gambar).
  2. Air laut masuk kedalam chamber melalui pipa yang letaknya paling atas (Lihat Nomor 2).
  3. Air laut ini lewat chamber dan akhirnya dipanaskan di Birine Heater (Lihat nomor 3).
  4. Air masuk kembali kedalam chamber. Karena ada Vakum, maka sebagian air akan menguap (Lihat nomor 4).
  5. Air akan terus naik dan melalui pipa yang dilewati oleh air laut yang baru masuk kedalam chamber dan belum melalui proses pemanasan (Lhat nomor 5). Terjadi perpindahan panas disini. Air yang baru masuk menjadi lebih hangat karena terkena uap. Dengan adanya pemanasan ini ada efisiensi thermal sehingga di birine heater nantinya tidak diperlukan uap yang terlalu tinggi suhunya untuk memanaskan. Disisi lain, air yang menguap tadi (nomor 4) menjadi terkondensasi karena terkena pendingin.
  6. Air yang terkondensasi adalah produk desal dan dipompakan oleh distillate Pump menuju Make Up Tank (MUT) tempat penyimpanan air desal.
  7. Sedangkan air laut yang tidak menguap akan dibuang kembali ke laut.

Nah beginilah siklus desal yang bisa kujelaskan. Di Arab, desalination plant adalah salah satu plant yang sangat berguna karena jarang terdapat air tawar disana (secara disana semuanya pasir doing). Karena itu mereka setiap hari mengandalkan alat ini untuk mendapatkan tetes demi tetes air.

Tulisan ini sebelum naik blog, sudah melewat proses edit dan perbaikan dari Deputi Manajerku, Bapak Sunoto, jadi Insha Allah valid :D. Semoga bermanfaat.


Read More......

Thursday, February 28, 2008

Superliga Indonesia, Pro-Fessional atau Pro-Tol di tengah jalan

Liga Indonesia memasuki babak baru di tahun 2008 ini. Setelah 14 tahun menjadi kasta tertinggi di liga Indonesia, tahun ini Divisi utama harus menyerahkan predikat itu kepada liga baru yang disebut Superliga. Wow, nama yang dahsyat. SUPERLIGA. Kalau membaca namanya, orang pasti berharap liga ini akan menjadi liga yang dahsyat, seru, tertib, dan yang pasti professional.

Untuk kata yang terakhir, langkah positif sudah dilakukan oleh pengurus PSSI. Superliga diperuntukkan hanya untuk klub-klub yang professional. Professional disini dalam arti klub-klub bisa mengurus sendiri rumah tangganya tanpa bantuan pihak tertentu (baca: Pemda / Pemkab / Pemkot dll). Yang disorot tajam oleh pemerhati sepakbola di Indonesia saat ini adalah salah satu pasal yang menyebutkan bahwa klub-klub peserta superliga dilarang menggunakan dana rakyat alias APBD. Sudah menjadi rahasia umum bahwa nafas dan urat nadi klub-klub di Indonesia saat ini 90 % lebih berasal dari APBD. Kita coba saja menilik 36 klub peserta liga Indonesia divisi utama 2007 yang baru saja berakhir. Tercatat hanya Arema Malang, Semen Padang, dan PKT Bontang yang tidak didanai sama sekali ataupun mendapat sedikit sekali dana dari APBD.

Biaya mengikuti Liga Indonesia memang berat. Meski sudah terbagi menjadi dua wilayah berdasarkan letak geografis, masih saja semua itu terasa berat. Belum lagi gaji dan nilai kontrak pemain yang meningkat tajam sejak tahun 2002. Bahkan bisa dibilang gaji pemain bola sekarang sungguh edan. Pemain asing termahal di Indonesia tercatat mempunyai nilai kontrak 1.25 M per tahun. Sedangkan untuk pemain lokal 1.1 M per tahun.

Akhirnya, jika di rata-rata pengeluaran klub-klub di Ligina mencapai angka 12 hingga 15 M per musim. Jadi jika di total biaya keseluruhan total klub-klub Ligina selama semusim jika di ambil nilai terendah adalah 12 M x 36 = 432 M. Hampir Setengah trilliun rupiah. Wow, lagi-lagi nilai yang sangat besar. Berarti selama ini APBD yang keluar dengan sia-sia mencapai angka itu. Sia-sia? Kenapa ku bilang sia-sia. Karena sampai saat ini tidak ada prestasi yang membanggakan baik di level timnas maupun level klub di tingkat Asia. Semuanya hanya menjadi gengsi kedaerahan semata yang berujung pada kerusuhan demi kerusuhan hingga memakan korban jiwa. Terlebih lagi secara tidak langsung, gara-gara terlalu jor-joran memberikan uangnya pada sepakbola, olah raga lain menjadi kekurangan dana. Olahraga yang selama ini menjadi lumbung medali emas Indonesia di arena2 multievent seperti Atletik, renang, anggar bahkan bulutangkis menjadi anak tiri dan pada akhirnya lagi Indonesia sekarang menjadi tertinggal jauh. Bahkan dari Negara-negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand. Sudah sepakbolanya gak maju-maju, olah raga yang lain hancur.

Oke, kembali ke Superliga. Dari 12 – 15 M biaya, hampir 90 % diambilkan dari APBD, bahkan ada klub yang 99 % menggunakan dana APBD (karena 1 % nya dari subsidi sponsor Liga). Jadi pertanyaannya, mampukan Superliga benar-benar menjadi Liga yang professional. Atau nantinya malah prothol di tengah jalan, gara-gara klub-klub kehabisan nafas dan gak tahu mau nodong dari mana lagi. Atau nantinya malah kembali ke selera asal, nggerogoti APBD.

Yach mungkin memang inilah wajah persepakbolaan Indonesia. Maju kena mundur kena. Mau di matikan, itu tidak mungkin. Berapa banyak pemain bola yang akan menganggur karena hilangnya mata pencaharian utama mereka. Berapa juta supporter di Indonesia yang akan sedih dan kecewa karena kehilangan tontonan. Tapi kalau diteruskan, berapa banyak lagi uang rakyat yang akan terbuang percuma. Berapa banyak lagi nyawa melayang sia-sia.

Kalau sudah kayak gini mau nuntut kemana? PSSI? Nuntut apa lagi? Lha wong persoalan mudah, mengganti ketua umum yang nyata-nyata narapidana saja gak bisa, padahal Menegpora sudah mengultimatum, KONI sudah menyerukan, bahkan FIFA pun mengancam akan meng-embargo Indonesia dari dunia sepakbola Internasional. Tapi tetap saja mereka tutup telinga.

*Sigh*

Yach jadi bingung mau nulis apa lagi. Sepakbola kita sedang mati suri dan semoga memang hanya mati suri, bukan mati beneran untuk selama-lamanya. Sekarang yang kita butuhkan adalah solusi. Solusi untuk bisa bangkit dari keterpurukan ini. Jika memang PSSI sudah tidak bisa diandalkan, mungkin waktunya supporter-suporter di seluruh Indonesia bersatu. Mungkin saatnya membuktikan pada Negara, bahwa supporter tidak hanya biang rusuh, biang kerusakan, tetapi sanggup memberikan solusi demi kebangkitan sepakbola nasional. Sudah saatnya supporter menjadi tulang punggung sepakbola nasional. Caranya? Nah ini yang susah. Mungkin bisa menjadi alat kontrol pengurus klub maupun pengurus PSSI. Kalau memang klub dan PSSI gak mau tau, boikot saja pertandingan-pertandingan Liga. Tokh boikot / mogok bukan berarti tidak peduli, tapi kalau itu memang salah satu cara untuk didengarkan, kenapa enggak. Yang lainnya entahlah, aku sendiri masih belum tahu. Mungkin perlu lebih banyak otak yang berpikir untuk menjawabnya.

Ya udah deh, gitu dulu aja guys. Bagaimanapun juga, aku adalah salah satu jutaan supporter Indonesia yang akan kehilangan Liga Indonesia jika nantinya prothol di tengah jalan. Meski EPL, Lega Calcio, Laliga, UEFA Champ League makin menarik dan seru, tapi tetap saja aku hanya bisa menyaksikannya lewat televisi. Mau nonton langsung, merasakan gemuruhnya atmosfer pertandingan, Mau lonjak-lonjak gila bersama banyak orang kalau tim kita mencetak gol, mau nangis, sedih kalau tim kita kebobolan ataupun kalah. Itu cuma bisa kita temukan di Liga Indonesia.

Semoga Liga Indonesia semakin maju. Semoga SuperLiga menjadi benar-benar Liga Professional dan bukan hanya omong besar saja. Dan pada akhirnya, semoga semuanya itu berimbas positif pada prestasi timnas Indonesia yang sudah 17 tahun tanpa gelar Internasional.

Hiduplah Indonesia Raya

Bravo Sepakbola Nasional

Read More......

Siklus PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)

Sebenarnya sudah lama banget pingin nulis tentang hal yang satu ini. Secara aku kerja di lingkungan pembangkitan meski tidak terjun langsung menangani hal-hal teknis pembangkit.

Jika menerangkan tentang Siklus PLTU, hal pertama yang harus diketahui adalah bahan baku dari PLTU itu sendiri yakni air, serta bahan baker tentunya. Air ini bukan sembarang air. Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 – 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Tapi disini tidak dibahas tentang Desalination Plant maupun Demineralization Plant.

Jika kita melihat secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu, lihat saja proses memasak air. Air dimasak hingga menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik.

  1. Pertama-tama air demin ini berada di sebuah tempat bernama Hotwell.
  2. Dari Hotwell, air mengalir menuju Condensate Pump untuk kemudian dipompakan menuju dearator. Lokasi hotwell dan condensate pump terletak di lantai paling dasar dari pembangkit atau biasa disebut Ground Floor. Sedangkan letak dearator yang akan dituju oleh si air ini berada di lantai atas (tetapi bukan yang paling atas). Sebagai ilustrasi di PLTU Muara Karang unit 4, dearator terletak di lantai 5 unit dari 7 lantai yang ada.
  3. Di dearator air akan mengalami proses pelepasan ion-ion mineral yang masih tersisa di air dan tidak diperlukan seperti Oksigen dan lainnya. Agar proses pelepasan ini berlangsung sempurna, suhu air harus memenuhi suhu yang disyaratkan. Oleh karena itulah selama perjalanan menuju Dearator, air mengalamai beberapa proses pemanasan oleh peralatan yang disebut LP (Low Pressure) Heater.
  4. Dari dearator, air turun kembali ke Ground Floor. Sesampainya di Ground Floor, air langsung dipompakan oleh Boiler Feed Pump / BFP (Pompa air pengisi) menuju Boiler atau tempat “memasak” air. Bisa dibayangkan Boiler ini seperti panci, tetapi panci berukuran raksasa. Air yang dipompakan ini adalah air yang bertekanan tinggi, karena itu syarat agar uap yang dihasilkan juga bertekanan tinggi. Karena itulah konstruksi PLTU membuat dearator berada di lantai atas dan BFP berada di lantai dasar. Karena dengan meluncurnya air dari ketinggian membuat air menjadi bertekanan tinggi.
  5. Lagi-lagi, sebelum masuk boiler air mengalami beberapa proses pemanasan di HP (High Pressure) Heater. Setelah itu barulah air masuk boiler yang letaknya berada di lantai atas.
  6. Oke sampai disini air sudah masuk boiler. Penjelasa siklus air berhenti untuk sementara.
  7. Di Boiler inilah seperti yang dikatan tadi, terjadi proses memasak air agar menjadi uap. Untuk memasak air diperlukan api. Dan untuk membuat api diperlukan udara, panas dan bahan bakar.
  8. Bahan bakar dipompakan kedalam boiler melalui Fuel oil Pump. Bahan bakar PLTU bermacam-macam. Ada yang menggunakan minyak, minyak dan gas atau istilahnya dual firing dan batubara.
  9. Sedangkan udara di produksi oleh Force Draft Fan (FD Fan). FD Fan mengambil udara luar untuk membantu proses pembakaran di boiler. Dalam perjalananya menuju boiler, udara tersebut dinaikkan suhunya oleh air heater (pemanas udara) agar proses pembakaran bisa terjadi di boiler.
  10. Sekarang kembali ke siklus air. Setelah terjadi pembakaran, air mulai berubah wujud menjadi uap. Namun uap hasil pembakaran ini belum layak untuk memutar turbin, karena masih berupa uap jenuh atau uap yang masih mengandung kadar air. Kadar air ini berbahaya bagi turbin, karena dengan putaran hingga 3000 rpm, setitik air sanggup untuk membuat sudu-sudu turbin menjadi terkikis.
  11. Untuk menghilangkan kadar air itu, uap jenuh tersebut di keringkan di super heater sehingga uap yang dihasilkan menjadi uap kering. Uap kering ini yang digunakan untuk memutar turbin.
  12. Turbin berputar, otomastis generator akan berputar, karena berada pada satu poros. Generator inilah yang menghasilkan energi listrik. Pada generator terdapat medan magnet raksasa. Perputaran generator menghasilkan beda potensial pada magnet tersebut. Beda potensial inilah cikal bakal energi listrik.
  13. Energi listrik itu dikirimkan ke trafo untuk dirubah tegangannya dan kemudian disalurkan melalui saluran transmisi PLN.
  14. Uap kering yang digunakan untuk memutar turbin akan turun kembali ke lantai dasar. Uap tersebut mengalami proses kondensasi didalam kondensor sehingga pada akhirnya berubah wujud kembali menjadi air dan masuk kedalam hotwell.

Itulah uraian singkat dari siklus PLTU. Singkat atau panjang ya? He he he. Siklus PLTU ini adalah siklus tertutup yang idealnya tidak memerlukan lagi air jika memang kondisinya sudah mencukupi. Tetapi kenyataannya masih diperlukan banyak air penambah setiap hari. Hal ini mengindikasikan banyak sekali kebocoran di pipa-pipa saluran air maupun uap di dalam sebuah PLTU.

Mungkin ini dulu yang bisa aku jelaskan kali ini. Insha Allah jika gak males :D, lain kali akan coba di ceritakan tentang siklus jenis pembangkit lain yang ada di UP Muara Karang yakni PLTGU. Kalau ilmu sudah lumayan akan coba di bagi juga ilmu tentang peralatan-peralatan yang ada di unit seperti kondensor, Boiler, Turbin dan lain-lain.

Read More......

Monday, February 18, 2008

Penantian dengan Biola

Aku duduk sendirian di sebuah café yang terletak dipinggir sebuah jalan kecil yang khusus untuk pejalan kaki. Café itu biasanya sangat ramai tetapi saat aku berada disana saat ini café ini terlihat cukup sepi. Hanya 4 meja saja yang terisi oleh pengunjung termasuk meja yang kugunakan saat ini. Secangkir kopi panas dan sepotong roti isi serta sebuah majalah tersaji di mejaku

Suasana café yang mnyenangkan memang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Musik klasik yang mengalun membuat suasana begitu romantis. Selain itu dari dalam café kita bisa melihat lalu lalangnya para pejalan kaki yang terkadang menarik perhatian. Terlihat seorang pria bertubuh gemuk dan pendek berjalan dengan payah karena membawa dua buah koper yang sangat besar. Kemudian ada seorang wanita yang sangat tinggi dan ramping dengan pakaian ala pegawai kantoran berjalan terjatuh-jatuh karena hak sepatunya yang mungkin terlalu tinggi. Ada juga seorang pemuda-pemudi yang kira-kira seusia sama denganku berjalan mesra sambil memegang es krim di tangannya masing-masing.

Tapi ada satu pemandangan unik yang benar-benar menarik perhatianku. Seorang pengamen biola sedang memamerkan kebolehannya ditengah kerumunan orang di ujung jalan ini. Baru pertama kali di kota ini aku melihat seorang pengamen biola. Biasanya yang berseliweran adalah pengamen yang membawa gitar atau gendang.

Orang-orang yang mengerumuninya terlihat cukup antusias juga, mereka terlihat menikmati permainan biola solo yang selama ini hanya bisa ditonton di televisi. Mereka tampak bertepuk tangan dengan riuh setiap kali pengamen biola itu selesai mengalunkan sebuah lagu. Bahkan ada juga yang tak segan memberi uang yang nominalnya tidak bisa dibilang kecil. Dan hal inilah yang membuat sang pengamen biola terlihat lebih bersemangat untuk menggesek biolanya.

Aku begitu menikmati pemandangan asing itu hingga waktu istirahatku berakhir. Arloji di tanganku sudah menunjukkan jam 1 siang. Saat itu baru kusadari bahwa aku beanr-benar takjub melihat pengamen itu. Padahal aku sendiri belum mendengar permainannya. Secangkir kopi yang sedari tadi dihadapanku dan menanti untuk diminum tidak kusentuh sama sekali. Kuminum sedikit kopi itu lalu kukembalikan majalah pada raknya dan bergegas pergi keluar dari café.

Aku berjalan menuju kantorku yang terletak di seberang ujung jalan ini. Aku berharap bisa melihat wajah pengamen biola itu ketika melewatinya. Ketika aku sudah dekat dengan pengamen itu hatiku tiba-tiba berdebar-debar. Semakin dekat lagi detak jantungku berdetak semakin cepat. Aku sendiri tidak tahu firasat apa yang terjadi pada diriku. Dan ketika sudah semakin dekat dengan pengamen itu, tiba-tiba tubuhku seperti tertarik sebuah magnet besar. Magnet itu menarikku begitu kuat hingga aku tidak sanggup melawannya. Magnet itu membuatku membabi buta mendesak kerumunan penonton hingga akhirnya berdiri tepat dihadapan sang pengamen.

Begitu aku menatap wajah sang pengamen, jantungku serasa berhenti berdetak.

*Deg*

“Lusi,” sebuah nama terucap dari bibirku secara spontan.

Gadis itu pun berhenti memainkan biolanya. Dia mencoba mencari asal suara yang telah memanggil namanya. Matanya menjelajah setiap penonton satu persatu hingga akhirnya berhenti ketika bertumbukan dengan mataku. Dia menatapku tajam-tajam.

“Bram,” ujarnya seolah tak percaya. ”Oh, akhirnya aku menemukanmu.” Dia tersenyum dan kemudian melangkah mendekatiku.

“Kau benar-benar Lusi ?“ sahutku lagi dengan antusias seolah tak percaya dengan sosok yang ada dihadapanku.

Dia mengangguk.

Badanku tiba-tiba bergetar hebat. Dadaku membuncah. Sebuah letusan kegembiraan yang maha dahsyat seperti keluar dari dalamnya. Aku pun terkenang masa-masa sekolah yang indah dulu. Lusi adalah kekasihku semasa sekolah dulu. Aku sangat mencintai dia. Saat itu kami sering menghabiskan waktu bersama-sama. Bercanda di taman bunga, mendayung rakit di danau hingga mendaki gunung guna mencari beberapa kuntum edelweiss.

Tetapi entah mengapa tiba-tiba dia menghilang sesaat setelah pengumuman kelulusan tanpa ada yang mengetahui kemana dia pergi. Aku cari kerumahnya tetapi tetangganya mengatakan bahwa keluarga Lusi sudah pindah seminggu sebelumnya. Tidak ada yang mengetahui kemana mereka pergi karena mereka pergi dengan diam-diam. Aku terus berusaha mencarinya keseluruh pelosok kotaku tetapi tidak ada hasil. Aku benar-benar sangat frustasi saat itu. Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang telah dia lakukan.

Sejak saat itu keindahan hidupku serasa lenyap. Aku kehilangan seseorang yang telah menjadi bagian dari jiwaku. Aku pun terus mencari, mencari dan mencari. Tetapi semua tanpa hasil. Hingga akhirnya saat ini Tuhan mempertemukan kami kembali.

“Iya Bram, aku Lusi,” ujarnya membuyarkan kenanganku. Dia meletakkan biolanya di tempatnya yang sekarang sudah terisi dengan banyak uang.

Aku tidak kuasa untuk membendung perasaanku saat itu. Aku memeluknya dengan erat begitupun juga dia. Aku menangis dibahunya dan dia menangis dibahuku. Para Penonton juga ikut menangis. Mereka terbawa oleh suasana haru pertemuanku dengan Lusi.

“Aku yakin sekali Bram, aku akan menemukanmu di kota ini”, ujarnya.

“Mengapa dulu kau pergi ?”

“Sudah jangan bahas itu dulu. Ceritanya sangat panjang. Yang pasti aku sangat bahagia hari ini”

Kami berdua mengemasi perlengkapan biola Lusi dan kemudian aku ajak dia ke café tempatku beristirahat tadi. Aku sudah tidak peduli dengan jadwal istirahatku yang sebenarnya telah usai. Bagiku perjumpaanku dengan Lusi adalah sebuah anugerah dari Tuhan yang tidak mungkin aku lewatkan.

“Darimana kau tahu kalau aku berada di kota ini ?”

“Tanpa sengaja aku membaca cerpenmu pada sobekan sebuah majalah yang diterbangkan oleh angin hingga tersangkut di pohon melatiku. Cerpenmu sangat bagus. Tetapi saat itu aku tidak tahu kalau kau penulis cerpen itu. Kemudian aku bawa sobekan itu dan menyuruh adikku membacanya. Kau tahu khan adikku sangat suka membaca. Nah kemudian adikku membaca sebuah nama di bawah judul cerpen itu. Dia menunjukkan nama itu kepadaku dan aku yakin itu nama kamu karena kau pernah bercerita bahwa hanya kau didunia ini yang mempunyai nama sejelek itu.”

Lusi tersenyum mengejekku. Aku cubit pipinya yang penuh dengan lelehan butiran air mata. Sebuah butiran air mata kebahagiaan.

“Saat itu aku yakin bahwa kau berada di kota ini karena kau pernah berkata padaku bahwa jika besar nanti kau ingin sekali menjadi seorang penulis dan bekerja di sebuah penerbitan majalah di kota ini”

Aku tersenyum. “Kau ternyata masih ingat cita-citaku”

“Kemudian aku minta izin pada orkestra tempatku selama ini bekerja untuk cuti dan mengamen di jalanan. Mereka ternyata tidak mengizinkanku mengamen di jalanan karena mereka menganggap hal itu akan merendahkan derajat pemain biola. Akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari orkestra”, lanjutnya.

“Lalu kenapa kau mengamen. Bukankah pendapatanmu sebagai pemain orkestra cukup besar”

“Untuk mencarimu. Aku tidak tahu kertas yang kubaca itu berasal dari majalah yang mana dan kantor penerbitan apa sehingga aku terpaksa mencarimu dengan cara mengamen berpindah-pindah dari kota ke kota. Dan aku selalu mencari tempat disekitar kantor majalah. Jika dalam waktu 3 hari aku tidak menemukanmu, aku berpindah ke kantor majalah yang lain. Aku sangat berharap suatu saat aku bisa menemukanmu. Dan setelah 3 bulan berjuang, akhirnya aku bisa menemukanmu”

“Ya kau menemukanku dan aku juga menemukanmu Lusi”

“Apakah kamu masih seperti Bram yang kukenal dulu ?”

“Ya, aku masih seperti Bram yang kaukenal dulu. Aku tetap sayang kamu”

Lusi memelukku dan mencium pipiku.

“Maafkan aku ya Bram, aku dulu meninggalkanmu”

“Kenapa Lus ? kenapa dulu kamu menghilang dariku”, tanyaku sambil memesan dua gelas teh hangat.

“Bapak dan Ibuku bertengkar, Bram. Kemudian bapak meninggalkan kami. Ibuku membawaku dan adikku pergi ke kota ini ke tempat orang tua ibuku. Peristiwa itu begitu cepat hingga aku tidak sempat menitipkan sebuah pesan kepadamu maupun kepada sekolah”

“Kenapa kau tidak coba menghubungi aku, sayang? Menelponku atau mengirim surat kepadaku ?”

“Aku malu pada teman-temanku, apalagi kepadamu. Keluargaku berantakan. Keluargaku hancur. Aku malu, Bram.”

Mata Lusi kembali memerah dan berkaca-kaca dan beberapa saat kemudian air mata telah meleleh membasahi pipinya. Aku seperti ikut merasakan kesedihan itu. Aku mencoba mengalihkan arah pembicaraan.

“Permainan biola kamu hebat juga. Belajar dari mana ?”

“Ibuku. Biola yang kubawa sekarang adalah warisan dari Ibuku. Setelah diajari dasar-dasar bermain biola oleh ibuku, aku memberanikan diri mendaftarkan sebagai pemain biola dan ternyata aku diterima. Dan dengan gajiku sebagai pemain biola, aku berhasil menghidupi keluargaku, Bram”

“Bagaimana kabar Ibumu”

“Beliau baik-baik saja. Beliau juga yang menyuruhku agar aku mencarimu, karena menurut beliau hanya kaulah yang dapat membuatku bahagia. Ibuku sangat sedih melihatku setiap hari murung. Kata Ibuku hidup serasa tanpa tujuan”

Saat itu aku betul-betul merasa sangat bahagia. Kekasihku yang telah 5 tahun menghilang akhirnya kembali.

“Akupun juga merasakan itu, Lusi. Hidupku selama 5 tahun ini serasa tanpa tujuan”, gumamku dalam hati.

Aku pegang erat tangan Lusi. Aku pegang sangat erat supaya dirinya tidak lepas lagi dari diriku. Siang hari yang panas itu menjadi sangat indah bagiku. Alunan musik klasik yang mengalun dalam café itu menambah suasana menjadi lebih indah.

“Kamu suka permainan biola?”, tanya Lusi.

“Dulu, aku tidak begitu suka. Tetapi sejak sering berkunjung ke café ini, aku menjadi suka musik klasik terutama pada biola. Alunannya musiknya bisa membuat hati begitu tenang,” ujarku.

Lusi berdiri sambil kemudian membuka tempat biolanya dan mengambil biola itu.

“Bram, bolehkah aku memainkan sebuah lagu buat kamu. Lagu yang kubuat khusus untuk seseorang yang aku sayangi.”

Aku tersenyum dan kemudian mengangguk.

Lusi mengambil biola dan memainkan sebuah lagu. Alunan melodi itu terdengar sangat merdu di telingaku hingga membuatku terhanyut menikmatinya. Aku menangkap sebuah ekspresi kegembiraan bercampur haru didalamnya.

Hari ini aku benar-benar sangat bahagia. Kekasihku yang pergi telah kembali. Dan aku berjanji dalam hati tidak akan membiarkannya pergi lagi untuk selamanya.

* Ditulis di Surabaya, Juni 2004. Waktu menulis cerpen ini lagi terkesan sama permainan biola. *

Read More......

Wednesday, February 06, 2008

Download Lagu di Multiply

Multiply.com. Sudah sering dengar web ini. Belum pernah sama sekali? Atau malah sering sekali. Buat para pemburu mp3, situs ini adalah sebuah penolong. Di kala keinginan untuk mendengar lagu2 hits terbaru ataupun lagu-lagu hits jadul yang sulit untuk mendapatkan kaset dan cdnya, multiply.com menyediakannya.

Sebenarnya bukan multiply.com yg menyediakan, tetapi usernya. Multiply adalah situs blog yang didalamnya kita bisa mengupluoad foto, lagu dan video hingga tak terbatas jumlah dan ukurannya. Luar biasa bukan!!! Nah banyak diantara blogger2 tersebut bertukar lagu lewat situs ini. Jadilah sekarang situs ini lebih dikenal sebagai situs donlot mp3 daripada fungsi aslinya sebagai blog.

Awalnya dulu situs ini membebaskan seseorang untuk download (baca: tidak mewajibkan seseorang untuk menjadi user untuk download). Tapi kemudian mewajibkan untuk login dulu untuk download. Ini berarti harus punya id multiply dulu sebelum download. Untungnya gratisan.

Lalu dalam perkembangannya, multiply sekarang jadi gak bisa didownload. Link download yang biasanya ada di pojok kanan hilang. Tapi apa benar lagu2 di multiply tidak bisa didonlot lagi?

Bisa, tapi memang ribet banget. Ini cara-caranya. Pastikan dulu anda sudah login di multiply

  1. Masuk search engine, cari lagu yang dicari. Misalnya disini lagu Bondan feat Fade 2 Black yang keroncong protol. Searching “Bondan Keroncong protol site:multiply.com”
  2. Pilih salah satu link.
  3. Setelah itu masuk kedalam salah satu blog seseorang yang mana orang itu sudah mengupluoad lagu keroncong protol didalam blognya.
  4. Klik kanan pada link share dan open in a new tab/window
  5. Copy tulisan yg ada di text box dan pastekan di address bar. Lalu hapus kalimat a href hingga meninggalkan http://g...multiply.com..../. Pokoknya hilangkan tag2 htmlnya. Lalu tekan enter
  6. Lalu akan muncul halaman blog dikumpulkan berdasarkan playlist. Disini kita sudah tidak melihat link download.
  7. Klik kanan pada link playlist, lalu save link/target as.
  8. Browser akan mendownload kan file playlist tersebut.
  9. Lalu setelah download selesai, buka file tersebut di Windows Media Player.
  10. Lalu akan muncul list2 lagu sesuai playlist tersebut. Klik kanan pada salah satu lagu yang ingin didownload. Klik properties.
  11. Lalu didekat label Location, copy semua text yang ada disitu. Mulai dari http:// sampai selesai.
  12. Pastekan text tersebut di address bar, dan download akan dimulai

Itulah cara-cara untuk download di multiply sampai blog ini ditulis. Mudah bukan? Tapi percayalah, ribet banget. Oke selamat berdownload.


Read More......

Saturday, February 02, 2008

Banjir di Jakarta. Akhirnya...

Akhirnya Jakarta banjir lagi. Setelah menghampiri beberapa kabupaten dan kota di Indonesia, banjir akhirnya sampai juga dengan selamat di Jakarta. Hari ini (1/2/2008) hujan deras tidak berhenti mengguyur Jakarta. Tadi malam hujan deras pun mengguyur, tapi belum terdapat genangan yang berarti di sekitar kosku.

Sejak berangkat perasaanku sudah was-was. Maklum tahun lalu banjir besar menenggelamkan kamar-kamar kosku yang terdapat di lantai satu hingga setinggi 35 cm. Dan kamarku termasuk kamar-kamar yang apes itu. Di Jalan Latumeten III sendiri tahun lalu ketinggian air hingga mencapai pinggangku. Tapi meskipun was2, aku tidak melakukan pengamanan berarti. Tapi beberapa buku yang biasanya kutaruh sembarangan di lantai sudah ku amankan ditempat yang tinggi. Hanya saja aku lupa mengamankan kabel rolluk dan meninggalkannya tergeletak di lantai dengan kondisi masih menancap pada power listrik.

Hingga pukul 10.00, hujan belum mereda. Bahkan makin deras. Aku pun mulai dilanda kepanikan. Dan benar juga. Pukul 10.30, ada sms dari Haris, teman kosku - yang baru saja pulang adri shift malam – yang kamarnya berada di lantai 2 yang intinya air sudah sampai di bibir pintu.

Langsung saja aku kontak Mas Arief Laga yang kamarnya juga berada di lantai 1. Tapi sebelum aku mengontaknya, dia sudah menelponku dan langsung mengajak kembali ke kos. Setelah diizinkan Deputi Manajerku, kami langsung berangkat.

Petualangan yang seru. Menerobos banjir dan kemacetan yang menghadang. Belum lagi titik-titik air yang masih tak mau berhenti mengucur. Aku melihat awan begitu putih dan sedikit gelap. Tampaknya hujan masih belum mau mereda. Motor mas Arief terus melaju. Hingga didepan perempatan RS Atmajaya macet makin parah. Banjir sudah tinggi. Tinggi airnya sekitar paha. Dengan kunavigatori, mas Arief menjalankan motornya.

“Kiri mas!! Kanan mas!!! Sikat kiri!!! Sikat kanan!!! Tahan mas!!! Di bleyer2 mas, biar mesinne gak kedinginan!!! Masuk gigi satu ae!!!“

Itulah aksiku selama perjalanan.

Motor-motor lain mulai mogok, motor mas Arief masih sehat wal afiat. Kamipun akhirnya sampai di depan kos. Dan tinggi air ternyata sudah selevel dengan lututku. Kamarku sendiri ternyata telah kemasukan air setinggi mata kaki. Tanpa membuang waktu, aku langsung packing. Tapi sebelumnya kumatikan aliran listrik di kos. Aku memasukkan pakaian dan buku kedalam tas dan lemari susunku untuk kemudian kuungsikan ke kamar mas Dadang dan Haris di Lantai 2. Kegiatan pengungsian dihentikan sejenak untuk sholat jumat. Setelah itu dilanjutkanlah acara pengungsian. Dan di pukul 13.40 semua barangku sudah dinaikkan ke lantai 2. Hujan masih terus mengguyur tanpa henti. Bahkan waktu pulang sholat jumat tadi, angin sempat bertiup sangat kencang hingga titik-titik air hujan terlempar ke segala arah.

Sudah saatnya untuk kembali ke kantor.

Perjalanan pulang tidak kalah serunya. Bahkan dengan air yang semakin tinggi, perjalanan jadi makin sulit. Apalagi banyak kendaraan yang bergerak ke arah grogol, mengambil jalur yang sebenarnya untuk kendaraan yang menuju pluit. Ini karena jalur yang ke arah grogol sudah macet total dan sama sekali tidak bergerak.

Akibatnya beberapa kali kami nyaris bertumbukan dengan kendaraan lain. Belum lagi ulah beberapa preman yang langsung memanfaatkan kesempatan ini untuk sok mengatur lalu lintas dan meminta upeti dengan paksa dari kendaraan (terutama mobil dan angkot) yang lewat. Di perempatan bimoli yang ketinggiannya sudah makin tinggi, motor mas Arief akhirnya mulai terbatuk-batuk. Mungkin karena air sudah bisa mencapai businya.dan lubang knalpotnya. Tapi dengan terus memakain gigi 1 atau di gas keras-keras pada saat gigi netral, motorpun masih bisa melaju hingga akhirnya sampai kantor.

Pengungsian pun akan dimulai hari ini dan entah sampai kapan. Hiks...

Tampaknya iklim sudah sangat berubah. Cuaca menjadi tidak teratur. Perubahan terjadi sangat ekstrim. Beberapa hari terakhir sebenarnya cuaca terasa sangat panas, tapi mendadak kemarin dan hari ini hujan sangat deras tanpa henti.

Orang mungkin boleh berpendapat. Secara ilmiah ini akibat banyaknya zat sulfur dan karbon di atmosfer yang semakin tidak terkendali yang disebabkan pemakaian bbm dan batubara yang terlalu berlebihan dan penggundulan hutan yang kabarnya mencapai 30 %. Tapi yakinlah bahwa ini adalah azab dari Allah kepada manusia yang sudah sedemikian tamak dan rakus terhadap alam. Yang dipikirkan hanyalah mengeruknya tanpa memikirkan keseimbangannya dan kelestariannya. Menyesal? Pasti. Dan itu harus. Karena ternyata masih banyak orang di dunia ini yang belum menyesal dan belum sadar juga. Kalau kayak gini ya, entah sampai kapan azab Allah ini akan berakhir. Atau bahkan mungkin saat inilah kehancuran Bumi dimulai? Wallahualam.

Read More......
 

Copyright(r) by wongkentir