Saturday, May 26, 2007

Milan, Seven Heaven of Champion

Ohhhh... akhirnya dendam itu terbalaskan juga. Lega rasanya. Setelah hampir 2 minggu hidup dalam ketegangan yang luar biasa, akhirnya lega juga. AC Milan juara liga champion sekaligus tuntas membalas dendam kejadian tragis 2 tahun lalu pada liverpool. Kejadian yang membuatku remuk redam.Di Final kali ini Milan tampil dengan formasi terbaiknya dengan memilih Filippo Inzaghi didepan menggantikan Alberto Gilardino. Padahal pada babak semifinal melawan Manchester United, Alberto Gilardino tampil cukup menawan dan mencetak satu gol. Tapi ini adalah sebuah partai final. Tidak hanya sklill yang diperlukan. Tapi lebih dari itu adalah mental. Dan keputusan memasang Pippo Inzaghi adalah sebuah keputusan yang brillian dari Carlo Ancelotti.
Inzaghi benar-benar luar biasa malam itu. He was my hero last night. Orang-orang boleh bilang Inzaghi hanyalah striker yang berbekal keberuntungan. Maestro Total Football Oranye, Johan Cruyyf bahkan pernah berkata, "Lihatlah, dia sebenarnya tidak bisa bermain bola sama sekali, dia hanya selalu berada di tempat yang tepat". Right Man in the right place and in the right time. Tapi itulah Inzaghi.

Tapi lepas dari itu semua, pemain Milan memang benar-benar bermain luar biasa. Dida yang berkali-kali mementahkan tembakan jermaine pennant, Steven Gerrard dan John Riise. Di depannya Alessandro Nesta benar-benar menjadi tembok yang tangguh. Sebagai palang pintu terakhir, Nesta benar-benar brillian. Paolo Maldini apalagi. Dengan usia yang hampir 39 tahun juni ini, dia benar-benar tidak kehilangan magisnya. Kecepatan boleh menurun, tapi untuk tackling dan pembacaan alur bola, dia masih yang terbaik.
Sementara itu di tengah, Andrea Pirlo masih hebat. The Silent Leader masih yahud aja umpan-umpannya. Bagaimanapun juga, dia adalah kreator gol pertama inzaghol. Gattuso dan Ambrossini menjalankan perannya menyeimbangkan tim dengan baik. John Arne Riise dan Xabi Alonso benar-benar "dibunuh" perannya oleh dua gelandang bertahan ini.
Sedangkan seedorf agak tenggelam kali ini. Peran pahlawan Milan di perempat final ini bisa diredam oleh Javier Mascherano. Javier Mascherano pulalah yang mematikan peran Kaka hampir sepanjang pertandingan. Untungnya rafa membuat keputusan bodoh. Mengganti Javier Mascherano dengan Peter Crouch yang membuat Kaka pun seperti lepas dari borgol dan kembali merajalela.
Yach, selamat buat Rossonero... Selamat buat Millanisti di seluruh dunia...... Kali ini dendam sudah impas..... Go Campione

FORZA MILAN!!!!!
FORZA MILAN!!!!


Read More......
 

Copyright(r) by wongkentir